Advertorial
Intisari-online.com - Berbicara mengenai ritual pemakaman, tentu yang terbesit di benak kita adalah sebuah proses kremasi ataupun proses menguburkan jasad jenazah.
Di Indonesia, umum dilakukan denganproses menguburkan jasad jenazah.
Tapi di negara lain, ada juga proses kremasi.
Namun bagaimana jika ada ritual lain?
Baca Juga: Takut Dengan Prasangka dan Merasa Tertolak, Begini Sulitnya Jadi Mantan Penderita Kusta di Jepang
Parahnya, ritual ini bahkan disebut ritual pemakaman paling mengerikan di dunia.
Namanya adalahEndocannibalism.
Endo dalam bahasa Yunani artinya internal, sedangkan canibalism adalah kanibal memakan makhluk sesama.
Salah satu yang mempraktekkan ritual ini adalah suku Yanomami.
Menurut The Guardian, suku Yanomami/Yanam atau Senema banyak ditemukan di Venezuela, Brazil dan negara Afrika Selatan lainnya.
Suku ini masih menggunakan ritus Endocannibalism atau memakan daging orang mati dari komunitas suku atau masyarakat yang sama.
Yanomami percaya bahwa jiwa mereka perlu dilindungi setelah tubuhnya mati.
Mereya meyakini bahwa jiwanya bisa beristirahat jika melakukan transisi seperti membakar tubuhnya, atau tubuhnya dimakan oleh kerabat yang masih hidup.
Suku Yanomami biasanya bernyanyi ketika ada seorang kerabat yang mati, dengan harapan mereka akan memanggil rohnya dan menghilangkan kesedihan kerabat.
Kemudian, pada fase kedua mereka mulai membakar jenazahnya lalu mengumpulkan tulang-tulang yang tersisa dari pembakaran mayat.
Kemudian mereka mengubahnya menjadi bubuk yang dicampur dengan abu dari tubuh yang terbakar.
Mereka mencampurkannya dengan pisang dan membuat sup pisang lalu memberikannya kepada semua orang.
Menurut keyanikanan Yanomami, mereka percaya menyelesaikan ritual ini adalah satu-satunya cara membuat jiwa yang mati mencapai kedamaian.
Tetapi dalam kasus di mana musuh membunuh kerabat atau anggota desa.
Hanya wanita yang memakan abu dan setelah itu bentuk balas dendam dilakukan pada pelakunya.
Namun upacara dilakukan pada malam yang sama, lalu penduduk desa harus membalas dendam melalui mungkin serangan di wilayah musuh.
Itu adalah catatan yang secara umum dikenal oleh kebanyakan orang tentang ritual Yanomami.
Namun dalam manuskrip kuno ada sebagian anggota suku yang memakan daging almarhum beramai-ramai dengan tujuan kebaikan.