Taktik serangan bom bunuh diri demi memenangkan perang selanjutnya makin marak digunakan dalam Perang Irak, Perang Afghanistan, dan lainnya.
Tapi dalam perkembangan berikutnya serangan bom diri ternyata berubah menjadi bersifat teror sehingga membuat banyak negara kalang kabut.
Serangan bom bunuh diri yang paling mematikan dan sulit dicegah adalah serangan yang dilancarkan para teroris ISIS karena sasarannya apa saja.
Terutama tempat-tempat keramaian yang banyak dikunjungi warga asing (AS dan Eropa) atau warga mana pun yang oleh ISIS telah dianggap sebagai musuh.
Namun saat ini para pembom bunuh diri ISIS ternyata menyerang juga tempat-tempat ibadat semua agama hanya karena alasan berbeda keyakinan.
Alasan berbeda keyakinan itulah yang kini menjadi ajang pertempuran dan motivasi bagi para pelaku bom bunuh diri dengan sasaran tanpa pandang bulu.
Siapa saja bisa menjadi korban pembom bunuh diri kapan pun di mana pun.
Serangan teror, khususnya pembom bunuh diri itu, jelas telah menjadi musuh bersama semua umat manusia.
Untuk menanganinya tidak hanya menjadi tanggung jawab aparat keamanan. Tapi juga tanggung jawab seluruh masyarakat internasional.
Di Indonesia sendiri butuh sinergi dari TNI-POLRI dan masyarakat untuk menangani ancaman serangan bom bunuh diri itu.
Sangat dibutuhkan kerja sama sinergis antara masyarakat dan aparat keamanan sehingga serangan teror yang sangat mematikan itu bisa dicegah serta diredam sedini mungkin.
Apalagi ISIS secara terang-terangan telah menyatakan perang melawan Indonesia. (Ade Sulaeman)
Source | : | Kompas.com,intisari-online |
Penulis | : | Nieko Octavi Septiana |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR