Advertorial
Intisari-Online.com -Saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Tahun 2019, Presiden Joko Widodo menyayangkan Indonesia yang masih mengimpor cangkul.
Dalam acara yang digelar pada Rabu (6/11/2019) tersebut, Jokowi merasa heran dengan masih didatangkannya produk cangkul dari luar negeri.
Melansir Kompas.com, Jokowi meminta Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) untuk memprioritaskan barang produksi dalam negeri ketimbang impor.
"Misalnya urusan pacul, cangkul, masa masih impor?" kata Jokowi saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Tahun 2019, Rabu (6/11/2019).
Sebab, kendati barang impor lebih murah, dari sisi penyediaan lapangan kerja, impor merugikan.
Impor akan melambatkan pertumbuhan lapangan kerja.
Jokowi pun meminta Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) untuk memprioritaskan barang produksi dalam negeri daripada barang impor.
Lantas, seberapa besar nilai impor di Indonesia dana apa saja komoditas yang diimpor?
Badan Pusat Statistik (BPS) membukukan nilai impor pada September 2019 yang mencapai 14,26 miliar dolar AS.
Meskipun ada kenaikan dari bulan Agustus, namun jika dibandingkan dengan tahun lalu terjadi penurunan nilai impor sebesar 2,41 persen.
Impor tersebut terdiri dari 1,59 miliar dolar AS migas dan 12,67 miliar dolar AS non-migas.
Impor non-migas September 2019 naik 1,02 persen dibanding Agustus 2019.
Sedangkan, nilai impor migas September 2019 turun 2,36 persen dibanding Agustus 2019.
Peningkatan impor non-migas terbesar September 2019 dibanding Agustus 2019 adalah golongan serealia atau biji-bijian sebesar 125,5 juta dolar (67,58 persen).
Sedangkan penurunan terbesar adalah golongan gula dan kembang gula sebesar 66,0 juta dolar (37,04 persen).
Tiga negara pemasok barang impor non-migas terbesar selama Januari-September 2019 dikuasai oleh China (32,35 miliar dolar AS), disusul Jepang (11,82 miliar dolar AS) dan Thailand (7,06 miliar dolar AS).
Dari sisi penggunaan barang yakni konsumsi, bahan baku, atau barang modal, kenaikan dan penurunan fluktuatif.
Baca Juga: Masalah Desa Fiktif, Presiden Jokowi Akan Kejar Sampai Oknumnya 'Ketangkep'
Pada September 2019, nilai impor konsumsi mengalami kenaikan 6,09 persen dibanding September tahun lalu.
Sementara bahan baku/penolong mengalami penurunan 5,91 persen, dan barang modal naik 8,91 persen.
Berikut 10 besar barang luar negeri yang masuk ke Indonesia per 15 Oktober 2019 dan persentasenya terhadap nilai impor:
1. Mesin-mesin/pesawat mekanik (18,10 persen)
2. Mesin/peralatan listrik (12,96 persen)
3. Besi dan baja (6,92 persen)
4. Plastik dan barang dari plastik (5,97 persen)
5. Kendaraan dan bagiannya (4,89 persen)
6. Bahan kimia organik (4,03 persen)
7. Benda-benda dari besi dan baja (2,41 persen)
8. Serealia (2,24 persen)
9. Perangkat optik (1,86 persen)
10. Berbagai produk kimia (1,78 persen)
(Mela Arnani)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Jokowi Heran Impor Cangkul, Ini 10 Barang Lainnya yang Masih Impor
Baca Juga: Langsung Cek Ponsel Setelah Bangun Tidur? Awas, Kebiasaan Ini Bisa Bahayakan Nyawa Kita