Dengan menaruh (Interceptor) di sungai, akan mencegah sampah-sampah masuk ke lautan,” tutur Founder dan CEO The Ocean Cleanup, Boyan Slat dalam kesempatan yang sama.
Interceptor pertama yang diciptakan yaitu Interceptor 001 sejak Mei 2019 beroperasi di Cengkareng Drain, Jakarta Utara.
Interceptor 001 disebut Boyan Slat merupakan solusi jangka panjang karena ramah lingkungan.
“Kinerjanya otomatis, menggunakan tenaga surya, tidak berbunyi sehingga tidak berisik,” tuturnya.
Mekanisme cara kerja Interceptor 001 adalah, sampah terlebih dahulu diarahkan menuju Interceptor menggunakan dua tali penjaring.
Begitu sampah menuju bibir Interceptor, akan ada conveyor belt untuk mengangkat sampah-sampah tersebut menuju bagian atas Interceptor.
“Kemudian dari conveyor belt itu, sampah dimasukkan ke dalam kontainer-kontainer yang tersedia."
"Interceptor akan memberitahu collaborator jika kontainer telah penuh via aplikasi,” jelas Boyan.
Kemudian jika kontainer penuh, petugas tinggal mengosongkan kembali kontainer-kontainer tersebut.
Proses memilah sampah dilakukan di darat secara manual.
“Dengan begini Interceptor bisa mengangkut sampai 100 ribu kilogram sampah per hari,” jelas Boyan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jakarta Hasilkan 7.700 Ton Sampah per Hari"
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR