Advertorial

Iwan Bule Jadi Ketum PSSI, Ini Daftar Ketum PSSI dari Masa ke Masa, dari Ajudan Bung Karno hingga Gubernur DKI, Periode 2003-2011 Paling Kontroversial!

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah
,
Tatik Ariyani

Tim Redaksi

KLB PSSI pada Sabtu (2/11/2019) telah menghasilkan putusan soal Ketua Umum PSSI yang baru. Irwan Bule pun terpilih sebagai Ketua Umum PSSI.
KLB PSSI pada Sabtu (2/11/2019) telah menghasilkan putusan soal Ketua Umum PSSI yang baru. Irwan Bule pun terpilih sebagai Ketua Umum PSSI.

Intisari-Online.com - Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI pada Sabtu (2/11/2019) telah menghasilkan putusan soal Ketua Umum PSSI yang baru.

Komisaris Jenderal Mochamad Iriawan resmi terpilih sebagai Ketua Umum PSSI.

Pria yang akrab disapa Iwan Bule itu terpilih melalui KLB PSSI yang digelar di Hotel Shangrilla, Sabtu siang.

Mochamad Iriawan resmi menjadi Ketua Umum PSSI 2019-2023.

Baca Juga: Hentikan Sekarang Juga! Jangan Lagi Makan Nasi Sisa Kemarin, Bisa Sebabkan Dampak yang Sangat Berbahaya

Dia meraih 82 suara dari total 85 voters. Sisanya, 3 abstain.

Satu voters lagi tidak ikut election.

Diketahui sebelum Iwan Bule terpilih, sejak dibentuk, PSSI sudah dipimpin sebanyak 16 ketua umum.

Siapa saja, dan apa saja prestasinya berikut kami sajikan nama-nama 16 Ketua Umum dan prestasinya dikutip dari situs resmi PSSI dan berbagai sumber.

Baca Juga: Ibu Ini Berhasil Turunkan Berat Badannya Hingga 68 Kg, Triknya dengan 'Hanya' Menghilangkan 4 Makanan Ini

1. Soeratin Sosrosoegondo (1930-1940):

Ia adalah pendiri PSSI. Dikutip dari berbagai sumber, Soeratin rajin mengadakan pertemuan dengan tokoh sepakbola di Solo, Yogyakarta dan Bandung untuk membentuk PSSI

Kemudian pada 19 April 1930, berkumpullah wakil dari VIJ (Sjamsoedin, mahasiswa RHS), BIVB - Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (Gatot), PSM - Persatuan Sepakbola Mataram Yogyakarta (Daslam Hadiwasito, A. Hamid, dan M. Amir Notopratomo), VVB - Vortenlandsche Voetbal Bond Solo (Soekarno), MVB - Madioensche Voetbal Bond (Kartodarmoedjo), IVBM - Indonesische Voetbal Bond Magelang (E.A. Mangindaan), dan SIVB - Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond (Pamoedji).

Baca Juga: Bosan Menunggu Tindakan Pemerintah, Pria Ini Putuskan Bangun Sendiri Jalan di Desanya dengan Modal Alat Ala Kadarnya

Dari pertemuan tersebut, diambillah keputusan untuk mendirikan PSSI, singkatan dari Persatoean Sepak Raga Seloeroeh Indonesia

Nama Soeratin kemudian diabadikan untuk trofi yang diperebutkan dalam kompetisi sepakbola junior tingkat nasional.

2. Artono Martosoewignyo (1941-1949):

Di bawah kepemimpinannya, tidak banyak yang bisa diperbuat.

Terlebih pada 1944-1947 kompetisi perserikatan tidak bisa berjalan karena perang kemerdekaan.

Baca Juga: 'Kecelakaan' Membawa Berkah, Mahasiswa Ini Tak Sengaja Temukan Cara Bikin Baterai Handphone Tahan Lebih Lama

3. Maladi (1950-1959):

Maladi yang memimpin pada 1950-1959.

Dia bahkan menjadi Menteri Penerangan dan Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga.

Pada era kepemimpinannya Maladi mengubah kepanjangan PSSI menjadi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia dari sebelumnya Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia.

Prestasi terbaik Indonesia pada era Maladi, yakni medali Perunggu Asian Games 1958, semifinal Asian Games 1954, dan berpartisipasi di Olimpiade Melbourne 1956.

Kisah menahan imbang Uni Soviet 0-0 menjadi kisah heroik hingga kini.

Baca Juga: 9 Tahun Sendirian Banting Tulang Hidupi Lima Anaknya dan Tetap Setia Tunggu Suami yang Dipenjara, Istri Johny Indo Ungkap Kehidupan Suramnya saat 'Sang Robin Hood' Berada di Nusakambangan

4. Abdul Wahab Djojohadikoesoemo (1960-1964):

Pada era kepemimpinannya banyak klub luar negeri datang ke Jakarta untuk uji tanding melawan tim PSSI.

Prestasi terbaik timnas, juara Turnamen Merdeka dua tahun beruntun 1961 dan 1962.

5. Maulwi Saelan (1964-1967):

Maulwi Saelan adalah salah satu andalan pemain Timnas Indonesia.

Ia berhasil mengantarkan Indonesia menembus semifinal Asian Games 1954 dan meraih perunggu pada Asian Games 1958.

Prestasi terbaik timnas Indonesia pada era kepengurusannya, yakni Juara Piala Emas Agha Khan di Bangladesh.

Baca Juga: Tahukah Anda Kalau Cara Makan Nanas Selama Ini Salah? Ternyata, Begini yang ‘Benar’

6. Kosasih Porwanegara (1967-1974):

Salah satu momen yang paling diingat publik mungkin ketika peringatan berdirinya PSSI ke-44, Indonesia bertanding melawan Uruguay dan menang dengan skor 2-1 di Jakarta.

Prestasi terbaik lainnya timnas Indonesia di era Kosasih yakni juara Turnamen Merdeka 1969, juara Piala Raja 1968, juara Piala Pesta Sukan 1972 di Singapura.

7. Bardosono (1975-1977):

Bardosono salah satu sosok yang kontroversial. Dalam era kepemimpinannya di PSSI yang hanya dua tahun, salah satu hal ketika dia memperkenalkan “juara bersama” pada final Perserikatan yang mempertemukan PSMS Medan dan Persija Jakarta.

Baca Juga: Karena Berat Badannya Tak Terkendali, Wanita Ini Ambil Kesempatan Terakhir Demi Selamatkan Hidupnya

8. Ali Sadikin (1977-1981):

Salah satu mantan pejabat yang pernah pimpin PSSI adalah Ali Sadikin.

Ali pernah menjabat Deputi Kepala Staf Angkatan Laut, Menteri Perhubungan Laut Kabinet Kerja, Menteri Koordinator Kompartemen Maritim/Menteri Perhubungan Laut Kabinet Dwikora, dan Gubernur DKI Jakarta.

Prestasi terbaik yang ditorehkan Ali Sadikin, menggulirkan kompetisi semi-pro (Galatama) sejak 1979.

Timnas Indonesia ikut penyisihan grup Piala Dunia U-20 1979 di Tokyo, Jepang

9. Sjarnoebi Said (1982-1983):

Ia memperbolehkan pemain asing berlaga di Indonesia musim di kompetisi 1982 sebelum dilarang kembali pada 7 Juni 1983.

Baca Juga: Lahan Terbatas Tapi Ingin Tanam Bawang Merah, Cukup Pakai Media Tanam Ini dan Voilaa…..

10. Kardono (1983-1991):

Kardono yang menjabat ketua umum pada 1983-1991.

Di masa kepemimpinannya, Indonesia merebut medali emas di SEA Games 1987 dan 1991.

Selain itu, prestasi play-off Kualifikasi Piala Dunia 1986 (kalah melawan Korsel), peringkat tiga Piala Antarklub Asia 1986 (Kramayudha Tiga Berlian), medali emas SEA Games 1987 di Jakarta dan emas SEA Games 1991 di Manila, Filipina.

Kardono juga merupakan presiden pertama AFF pada 1984-1994.

Baca Juga: Nelayan Ini Mendadak Kaya Setelah Temukan 'Kotoran Termahal di Dunia' Seharga Rp4,5 Milliar, Mengapa Harganya Semahal Itu?

11. Azwar Anas (1991-1999):

Azwar Anas, mengawali kepemimpinanan PSSI dikalangan Politisi.

Ia menduduki kursi pemimpin PSSI selama delapan tahun, 1991-1999.

Azwar sebelumnya menjabat sebagai Gubernur Sumatera Barat, Menteri Perhubungan, dan Menko Kesra.

Di eranya, tepatnya 1994, diselenggarakan Liga Indonesia pertama, yang merupakan penggabungan dari dua kompetisi yang sebelumnya berjalan yakni Perserikatan dan Galatama.

Juga di eranya Indonesia menduduki peringkat FIFA tertinggi 76 (September 1998).

12. Agum Gumelar (1999-2003):

Usai Azwar Anas, PSSI kemudian dipimpin Politisi Golkar Agum Gumelar.

Dia juga sempat menjadi Menteri Perhubungan, Menteri Perhubungan dan Telekomunikasi.

Agum menjabat Ketum PSSI pada 1999-2003.

Prestasi terbaik; kemenangan terbesar timnas 13-1 melawan Filipina di Jakarta dan Runner Up AFF Cup 2000 dan 2002.

Baca Juga: Kisah Seorang Bocah yang Terus Begadang Selama 3 Tahun, Jadi Beringas Hingga Dijuluki 'Anak Domba', Kondisi Sangat Langkan Ini Pemicunya

13. Nurdin Halid (2003-2011):

Prestasi terbaik; tuan rumah AFC Asian Cup 2007 bersama Malaysia, Thailand dan Vietnam, Runner-up AFF Cup 2004 dan 2010, dan menggulirkan kompetisi Indonesian Super League (ISL) sejak 2008.

14. Djohar Arifin Husein (2011-2015):

Prestasi yang ditorehkan dalam eranya, timnas juara AFF Cup U-19 2013 di Sidoarjo, dan semifinal AFC Cup 2014 (Persipura Jayapura).

15. La Nyalla Mattalitti (18 April 2015-3 Agustus 2016):

Kepemimpinannya di PSSI mungkin yang paling singkat. Dia memimpin PSSI dari tanggal 18 April 2015 dalam kongres, 19 April 2015 lalu terbit Surat Pembekuan PSSI sehari sebelum dia terpilih oleh pemerintah yang buntutnya diikuti sanksi dari FIFA.

16. Edy Rahmayadi (10 November 2016-2019):

Prestasi yang sudah ditorehkan pada masa kepengurusan Edy Rahmayadi, yakni medali perunggu SEA Games 2017 Timnas U-23, Trofi Tien Phong Plastic Cup 2017 Timnas U-16 dan Trofi JENESYS 2017 dan 2018 di Jepang yang diraih Timnas U-16

Baca Juga: Hidup Tanpa Seorangpun Anggota Laki-laki, Begini Cara Perempuan Suku Pedalaman di Amazon Dapatkan Keturunan

Artikel Terkait