Advertorial
Intisari-Online.com -Bagi orangtua, sebaiknya berhati-hatilah untuk memberi makan anak balita Anda.
Apalagi makanan yang disajikan dengan cara ditusuk seperti sate.
Pasalnya, makanan yang disajikan dengan cara ditusuk,misalnya sosis yang ditusuk dengan tusukan kayu seperti yang sering dijual berbahaya bagi anak kecil.
Melansir Oriental Daily, Jumat (25/10/2019), seorang balita laki-laki berusia 2 tahun mengalami hal mengerikan setelah diberi makan sosis yang ditusuk dengan tusukan kayu.
Insiden itu terjadi di Kota Quijing, China.
Disebutkan bahwa sang ibu membelikan anaknyasosis goreng dari warung pinggir jalan ketika mereka pergi berbelanja bersama pada tanggal 20 Oktober 2019 silam.
Namun, saat dia memakannya, si bocah tidak sengaja jatuh.
Kejadian ini langsung menyebabkan tongkat kayu tajam menembus tenggorokannya dan masuk ke otaknya.
Bocah itu menderita luka serius dan dibawa ke rumah sakit tempat ia mulai mengalami demam tinggi dan kesulitan bernafas.
Rumah sakit segera mencari ahli dari tujuh departemen berbeda untuk membuat rencana bedah.
Akhirnya tusukan kayu itu berhasil dikeluarkan setelah operasi tiga jam.
Namun, bocah itu masih dalam kondisi yang sangat rapuh karena tongkat itu menancap sangat dalam.
Dilaporkan tusukan itu mencapai medula oblongata, yang terletak di batang otak.
Dia juga menderita demam yang disebabkan oleh meningitis bakteri - peradangan pada selaput (meninges) yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang.
Dokter anak mengatakan bahwa tongkat itu menembus lebih dari 5 cm ke dalam otak bocah itu.
Tusukan itutelah menembus medula oblongata-nya yang dengan mudah merupakan bagian terpenting dari otak.
Medula oblongata menghubungkan otak dan sumsum tulang belakang kita dengan sebagian besar sensorik dan serat motorik kita, dan bertanggung jawab untuk pengaturan fungsi pernapasan, jantung dan pembuluh darah, pencernaan, bersin, dan menelan.
Dokter mengatakan bahwa jika tongkat telah ditusuk lebih jauh, bocah itu kemungkinan besar akan mati di tempat.
Seorang ahli bedah mulut dan maksilofasial mengatakan bahwa operasi itu tidak sulit.
Tetapi melibatkan risiko besar termasuk perdarahan, kebocoran cairan serebrospinal dan infeksi intrakranial.
Saat ini, bocah laki-laki itu sedang menjalani perawatan anti-infeksi untuk meningitis bakteri dan telah memakai ventilator.