Advertorial
Intisari-online.com - Pada Rabu (23/10/19) Presiden Joko Widodo mengumumkan kabinet baru Jilid II.
Di antaranya ada nama-nama lama yang dipertahankan dan juga ada pula nama-nama baru muncul.
Seperti misalnya Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan.
Kemudian, ada pula menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, yang juga kembali dipercaya menjadi menteri.
Dari ketiganya sosok Basuki mungkin cukup unik, karena dia dikenal sebagi sosok yang lucu dan sederhana.
Salah satu kisah yang cukup terkenal adalah ketika rumah pribadinya tergusur oleh proyek tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu.
Padahal saat itu dia menjabat sebagai menteri PUPR yang menjalankan proyek itu.
Selain itu hal menarik dari Menteri Basuki adalah dia masih menggunakan ponsel jadul dan melakukan komunikasi menggunakan pesan SMS.
Hal itu diungkapkan olehSri Mulyani saat bincang santai menteri-menteri di bidang ekonomi dengan para wartawan di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (18/10/2019).
Awalnya mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu cerita soal komunikasi dengan Basuki kerap terkendala waktu.
Hal ini lantaran Basuki yang rajin di lapangan meninjau proyek-proyek infrastruktur.
"Memang ada keterbatasan dari sisi waktu, tetapi bukan berarti keputusan tidak bisa dibuat," kata Sri Mulyani.
Basuki kata dia, kerap menghubunginya lewat pesan singkat. Hal itu kerap dilakukan ketika Basuki membutuhkan bantuan Sri Mulyani.
Namun, tidak seperti menteri lainnya Basuki masih menggunakan SMS padahal saat ini perkembangan aplikasi sudah sangat maju.
Sedangkan menurut Sri Mulyani menteri lain sudah menggunakan aplikasi WhatsApp untuk kirim pesan dan berkomunikasi.
"Dia (masih pakai) SMS. Satu-satunya menteriyang enggak pakai WA jadi masih SMS. Kalau yang lain pakai WA," kata Sri Mulyani.
Basuki yang turut hadir dalam acara bincang santai itu hanya tersenyum rahasianya yang masih setia dengan SMS dibongkar.
Meski demikian, Menteri Basuki bukan orang sembarangan Basuki juga pernah dipercaya menangani beberapa tugas khusus nasional, di antaranya menjadi Ketua Kelompok Kerja SDA Rehabilitasi Pasca Tsunami Aceh (2004-2005), Ketua Tim Penanggulangan Kerusakan Jalan Tol Purbaleunyi (2006), Ketua Tim Nasional Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (2006-2007), dan Penanggung jawab Infrastruktur Asian Games 2018 (2015-2018).