Advertorial
Intisari-Online.com - HIV mungkin adalah penyakit mematikan, namun bukan berartipenderitanya harus dijauhi dan diperlakukan dengan biadab.
Karena pada dasarnya yang perlu dijauhi adalah penyakitnya bukan orangnya.
Hal itulah yang membuat geram sebuah keluarga karena anggota keluarganya yang menderita HIV diperlakukan dengansangat diskriminatif.
Seperti dikutip dari Dailystar, pada Selasa (22/10/19), hal itu terjadi di Serbia di mana orang-orang penderita HIV yang meninggal dikubur tanpa busana dalam kantong plastik.
Siapa saja yang menderita penyakit mematikan menular seperti HIV, Ebola dan wabah lainnya harus dikubur dengan cara berbeda.
Hal itu dikarenakan pada tahun 2016, Kementerian Kesehatan Serbia sendiri yang menuntut agar penderita HIV positif harus dikubur tanpa busana dalam kantong plastik.
Namun, tak sejalan dengan hal itu, organisasi kesehatan marah, dan menyerukan agar peraturan itu diubah dalam menghadapi penderita HIV.
Mereka diperlakukam secara diskriminatif, dikubur tanpa busana dalam kantong plastik.
Baca Juga: Bukan karena Orang Tuanya Kekurangan Uang, 40% Balita di Asia Kekurangan Gizi Gara-gara Mi Instan!
Keluarga dari SV ini misalnya, mereka mengecam kebijakan tersebut karena dia diperlakukan mengerikan setelah kematiannya.
Mereka mengklaim diberitahu petugas bahwa akan dikubur dalam kondisi tanpa busana dan diletakkan dalam plastik hitam.
Penguburan ini tentu mengejutkan dan lebih memilukan bagi keluarganya.
Maka mereka melaporkan kasus ini ke Pusat Nasional untuk Kesehatan Seksual dan Reproduksi di sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) setempat.
Organisasi itu kemudian membuat laporan ke Departemen Kesehatan untuk menentang dan memintanya mengubah peraturan itu.
Mengatakan, orang-orang dengan HIV positif tidak lagi dikubur dalam kondisi seperti itu, karena itu adalah praktik yang diskriminatif dan bisa memengaruhi mental keluarganya.
Istri SV mengatakan, "Putra kami membawa pakaian untuk ayahnya ke rumah sakit, di mana ia diberitahu bahwa mayatnya akan segera dikirim ke kamar mayat dalam tas hitam karena yang meninggal itu HIV positif."
"Anak saya mengatakan kepada saya bahwa pengurus pakaian tidak boleh memandikan suami saya juga, karena dokter menulis di tas 'dilarang keras untuk menyentuh, tidak boleh dibuka'," katanya.
HIV muncul di Serbia sejak tahun 1985, telah ada praktik perlakuan yang tidak sama terhadap sisa-sisa orang dengan HIV dan hepatitis virus.