Pada 1972, Saechani bertugas di Pos Babadan yang lokasinya termasuk dekat dari Puncak Merapi.
Di tahun itu, diperkirakan siklus Merapi mengeluarkan letusan tipe besar.
Dari penelusuran, pada tahun 1972-1973, Merapi meletus dengan tipe volkanian.
Materi yang dilontarkan membentuk awan bergumpal-gumpal seperti bunga coal yang tegak menjulang secara vertikal, serta menghasilkan semburan asap hitam setinggi 3 kilometer.
Terjadi hujan pasir dan kerikil, juga awan pijar guguran ke Kali Batang.
"Uang bahaya" Rp10
Pada masa itu, penjaga gunung berapi mendapatkan Rp10 per hari jika status gunung yang dijaganya dalam keadaan bahaya.
Uang ini dikenal dengan istilah "uang bahaya".
Selain gaji, para penjaga gunung kala itu mendapatkan uang makan yang besarnya sesuai jabatannya.
Dalam melakukan tugasnya, Saechani ditemani dua orang asisten yang mengurusi kebutuhannya sehari-hari.
Kehidupan Saechani tak bisa dipisahkan dari gunung berapi. Lahir dan besar di kawasan lereng Gunung Semeru adalah alasannya. (Artikel ini dimuat Harian Kompas pada 15 September 1972)
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR