Advertorial
Intisari-Online.com -Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto ditusuk oleh orang tak dikenal, Kamis (9/10/2019).
Wiranto diserang diAlun - alun Menes, Pandeglang, Banten, setelah meresmikan Universitas Mathla'ul Anwar.
Pelaku penusukan sendiri diketahui merupakan seorang pria berinisial SA serta seorang perempuan berinisial FA.
Akibat penyerangan tersebut, Wiranto mengalami dua luka tusuk di bagian perut hingga membuatnya harus dirawat di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.
Salah satu objek yang menjadi sorotan adalah penggunaan senjata khas ninja, kunai, untuk menusuk Wiranto.
"Ya (senjata yang digunakan pelaku kunai)," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo seperti dilansir Kompas.com, Jumat (10/11/2019) pagi.
Mengenai penggunaan senjata ini sendiri, pihak BIN dan pakar terorisme sudah menyebutkan alasannya.
Namun, fakta yang tak banyak diketahui masyarakat adalah bahwa keberadaan kunai dalam aksi terorisme sebenarnya sudah tercium sejak aksi bom bunuh diri di Kampung Melayu pada 2017.
Aksi bom bunuh diri pada 24 Mei 2017 tersebut terjadi di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur.
Tiga orang polisi gugur dalam peristiwa teror ini sementera belasan orang lainnya mengalami luka ringan hingga berat.
Sementara itu, pelaku bom bunuh diri sudah dipastikan sebanyak dua orang, yaitu Ahmad Sukri dan Ichwan Nurul Salam.
Keduanya tewas di tempat setelah meledakan diri menggunakan bom rakitan.
Ledakan yang terjadi sebanyak dua kali terebut terjadi ketika beberapa anggota polisi sedang mengawal sebuah parade, yang pada akhirnya tak selesai karena ledakan terjadi.
Polisi pun saat itu langsung bergerak cepat.
Salah satunya adalah menangkap pria berinisial MI alias Kiki alias Ahong alias Iqbal di Kampung Paledang, Kelurahan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (6/6/2017).
Nah, setelah penangkapan MI itulah keberadaan kunai terungkap.
Baca Juga: Wiranto di Mata Istri: 'Mas Wiranto Selalu Bilang bahwa Saya adalah Pakaiannya'
MI sendiri ditangkap sebagai rekan pelaku peledekan bom bunuh diri di Kampung Melayu, Jakarta Timur.
Dia ditangkap oleh Densus 88 di gerbang sekolah Daarul Hufadz, Jatinangor, Senin (5/6/2017).
Saat dilakukan penggeledahan di rumah MI, pihak kepolisian menemukan berbagai macam senjata tajam.
Senjata tajam yang kemudian disita tersebut antara lain samurai, golok, sangkur, busur dan anak panahnya, shuriken, serta, senjata yang digunakan menusuk Wiranto, kunai.
"Dua buah samurai, satu buah golok, tujuh buah pisau lempar jenis kunai, satu buah sangkur, dua busur panah, 42 anak panah, dan enam shuriken," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri saat itu, Brigadir Jenderal Rikwanto, di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Selasa (6/6).
Ya, jejak penggunaan senjata tajam ninja, khususnya kunai, sebenarnya sudah terdeteksi sejak 2017.