Intisari-Online.com - Mary Stuart atau Mary, bisa dibilang sebagai ratu paling tidak beruntung alias sial.
Ia dilahirkan dalam konflik, menjabat sebagai ratu dalam usia yang tidak masuk akal dan hidupnya diwarnai serangkaian pengkhianatan oleh keluarganya sendiri.
Melansir All That's Interesting, Mary dilahirkan dalam masa yang penuh gejolak, ketika Raja Henry VIII dari Inggris menginvasi tanah kelahirannya di Skotlandia.
Pada puncak perang, ayahnya, King James V dari Skotlandia meninggal. Dia ditinggalkan tanpa pewaris hidup selain putri bayinya.
Mary baru berusia enam hari ketika ia dinobatkan menjadi Ratu Skotlandia pada 1542, ia memiliki berat yang sama dengan mahkota di kepalanya.
Sebagai cucu buyut Inggris Henry VII, Mary berada di urutan berikutnya setelah tahta Inggris, setelah anak-anak Henry VIII, dan karena Inggris tidak mau mengakui anak-anak Henry VIII sebagai yang sah, Mary, adalah pewaris sah takhta Inggris.
Sepupunya, Henry VIII, telah pindah ke Protestan sehingga ia dapat menceraikan istri pertamanya. Kepindahannya mematahkan hubungannya dengan keluarganya dan meletus Kepulauan Inggris menjadi serangkaian konflik sengit antara Katolik dan Protestan.
Tetapi Gereja Katolik masih tidak mengenali pernikahan Henry setelah perceraiannya. Anak-anak mereka, mereka percaya, adalah bajingan tidak sah. Sejauh yang mereka ketahui, Mary adalah pewaris takhta.
Source | : | Ranker |
Penulis | : | Nieko Octavi Septiana |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR