Advertorial

Warga Purwakarta Kaget Fenomena 'Hujan' Batu Raksasa Tiba-tiba Melayang ke Arah Pemukiman

Nieko Octavi Septiana
,
Mentari DP

Tim Redaksi

Hujan batu-batu berukuran besar di Purwakarta buat warga setempat geram, hancurkan rumah dan sekolah.
Hujan batu-batu berukuran besar di Purwakarta buat warga setempat geram, hancurkan rumah dan sekolah.

Intisari-Online.com - Hujan air mungkin sudah sangat umum. Namun bagaimana jika ada 'hujan' batu?

Duh, berbahaya sekali bukan? Apalagi yang datang adalah batu-batu raksasa.

Itulah yang terjadi di Purwakarta dan membuat takut sekaligus geram.

Jelas saja, pasalnya hujan batu tersebut melayang dan menghantam rumah-rumah dan juga sekolah di Purwakarta.

Baca Juga: Video Memilukan Saat Seekor Burung Pelikan Berusaha Bangunkan Temannya yang Mati, Anak-anak Menangis

Akibatnya, bangunan-bangunan tersebut rusak parah.

Dodi Dores (37) adalah satu dari sejumlah warga yang menyaksikan langsung berjatuhannya batu sebesar gajah dari perbukitan di Purwakarta.

Batu-batu itu jatuh diduga terjadi saat proses "Blasting" atau peledakan batu oleh PT MSS.

Dari informasi yang dihimpun Tribun Jabar, dua rumah warga rusak berat. Rumah Dodi Dores sendiri hampir keseluruhannya hancur, hanya tersisa bagian depannya.

Meski tak ada korban jiwa manusia, tampak seekor ayam tergeletak dekat sebuah batu berukuran cukup besar di bagian belakang rumahnya.

Sedangkan satu rumah lagi hampir serupa. Satu batu berukuran besar menimpa rumah tersebut.

Kini, penghuni rumah sudah mengungsi. Sedangkan puluhan rumah, dan sekolah lainnya mengalami kerusakan ringan.

Dodi menceritakan peristiwa yang terjadi itu sekitar pukul 12.30 WIB, pada Rabu (8/10/2019). Menurutnya ketika itu tengah dilakukan proses peledakan bebatuan.

Lalu, batu-batu berukuran kecil hingga besar berjatuhan ke permukiman warga.

"Pada jatuh ke bawah, ada yang terbang dan lainnya."

"Akhirnya masuk ke rumah, madrasah, kena pepohonan, ke jalan, dan lainnya," ujar Dodi kepada Tribun Jabar, di kediamannya, di Kampung Cihandeleum RT.09/05, Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta, Rabu (9/10/2019).

Menurutnya, pada saat bebatuan jatuh itu seperti tidak kelihatan berupa batu-batu.

Baca Juga: Punya Hobi Tak Lazim, Remaja 14 Tahun Ini Mampu Lakukan Rekayasa Genitka dari Laboratorium Bawah Tanahnya Sendiri

Tetapi mulanya berupa asap begitu pekat yang terjadi. Saat itu, di dalam rumah istrinya tengah melaksanakan salat.

"Suaranya begitu gemuruh dan dahsyat. Suaranya brak, seperti tembakan."

"Dengan kecepatan cepat. Saya sudah diluar, lalu memanggil masyarakat sambil menjerit-jerit memberitahu," katanya.

Dodi menuturkan selain rumah hancur, benda-benda yang berada didalam rumahnya juga rusak parah.

Semisal kulkas, laptop, printer, seluruh barang peralatan dapur, pakaian, handycam, kamera digital, lemari, dan lainnya.

"Ini rumah rusak berat, enggak bakalan bisa disambung karena hancur."

"Rugi dihitung sementara bisa ratusan juta lebih. Bangun rumah seperti ini lagi sudah berapa totalnya," ujarnya.

Dia menyampaikan semestinya pihak perusahaan tersebut bisa memperhitungkan dampak yang akan terjadi.

Menurutnya, bukan hanya persoalan materi tetapi nyawa yang terancam.

"Demi keselamatan warga kami di sini, tolonglah keteledoran dan kecerobohan yang dilakukan oleh perusahaan jangan sampai terulang kembali seperti ini lagi," katanya.

Rumah dan sekolah rusak

Batu-batu berukuran besar segede gajah dari perbukitan menimpa bangunan rumah dan sekolah di Purwakarta.

Akibatnya, bangunan tersebut rusak parah.

Baca Juga: Tak Hanya Bung Karno, CIA Terbukti Ingin Lenyapkan Kim Jong-Un, Gunakan Senjata Khusus agar 'Tak Perlu Akses ke Target yang akan Dibunuh'

Dari informasi yang dihimpun Tribun Jabar, bahkan sebuah permukiman di Kampung Cihandeleum, RT.09/05, Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta sempat dihujani bebatuan siang tadi.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB) Kabupaten Purwakarta, Wahyu Wibisono membenarkan peristiwa tersebut.

Tetapi, dikabarkan batu-batu yang menimpa rumah warga itu bukan disebabkan faktor alam.

"Kami dapat laporan dari warga setempat bernama Azis."

"Tidak ada korban jiwa. Tapi kerugian materi sekitar Rp.460.000.000 juta," ujar Wahyu, melalui ponselnya, di Kabupaten Purwakarta, Selasa (8/10/2019).

Menurutnya, peristiwa itu bermula diduga kuat saat proses "Blasting" atau peledakan batu oleh PT.MSS.

Lantas dari ledakan itu mengenai rumah-rumah yang berada di sekitar pemukiman warga.

Sehingga warga marah dan berbondong bondong mendatangi pihak perusahaan guna meminta pertanggungjawaban.

"Dari hasil pengecekan di lapangan dan menurut keterangan saksi, batu tersebut jatuh dari ketinggian sekira 500 meter ke rumah warga yang ada di bawah gunung," katanya.

Sedangkan warga setempat, Azis (30) menuturkan, sebanyak 6 rumah dan satu sekolah dalam keadaan rusak. Dari ringan hingga berat.

Di lokasi kejadian pun terdapat 8 buah batu ukuran besar.

"Banyak sekali batu-batu yang menimpa bangunan sampai ke jalan," ujarnya.

Baca Juga: MiG-29 Fulcrum, Pesawat Tempur Kebanggaan AU Korea Utara nan Canggih, Tapi Jam Terbang Pilotnya 'Enggak Ada Apa-apanya' Dibanding Pilot Indonesia

Warga Bermusyawarah

Puluhan warga melakukan musyawarah dengan pihak perusahaan yang diduga bertanggung jawab atas peristiwa tertimpanya bangunan dan pohon oleh batu berbagai jenis ukuran.

Peristiwa ini diduga terjadi saat proses peledakan batu oleh PT MSS.

Musyawarah dilakukan di sekolah Raudhatul Athfal Al-Huda, Purwakarta, Rabu (9/10/2019).

Kegiatan itu difasilitasi oleh Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika), Polisi, TNI, perwakilan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Purwakarta, dan lainnya.

Para perwakilan tersebut duduk di kursi.

Sedangkan puluhan warga duduk di lantai. Beberapa orang perwakilan PT MSS juga turut hadir.

Kapolres Purwakarta, AKBP Matrius, dalam musyawarah tersebut mengatakan bahwa tidak ada korban jiwa manusia dalam peristiwa tersebut.

Tetapi ia menemukan seekor ayam mati tergeltak dekat sebuah batu besar yang terlempar.

Ia juga meminta masyarakat mengambil hikmah dalam peristiwa ini.

"Daripada demo lebih baik jalan musyawarah," ujar Matrius, di Kabupaten Purwakarta, Rabu (9/10/2019).

Perwakilan warga, Dodi Dores (37), menuturkan apabila pihak PT MSS tidak mau bertanggung jawab, mereka menuntut kegiatan operasional perusahaan tersebut ditutup.

"Kami meminta ditutup saja. Setuju tidak ditutup?" kata Dodi dijawab serentak puluhan warga menyatakan setuju.

Sementara itu, musyawarah sempat berlangsung tegang. Beberapa orang warga juga menyampaikan aspirasi dan keluhan mereka atas peristiwa tersebut. (Ery Chandra)

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul FOTO-FOTO Hujan Batu di Purwakarta, Jatuh bahkan Terbang Merusak Rumah Warga, Besar Segede Gajah

Baca Juga: Kisah Remaja Malang yang Terkena HIV, Tewas Secara Tragis karena Orangtuanya yang Merasa Malu Malah Lakukan Hal Tak Berperikemanusiaan Ini

Artikel Terkait