Advertorial

Anda Mau Didengarkan oleh Anak-anak? Jangan Mengulang-ulang Perintah Termasuk Satu dari Lima Cara Ampuhnya!

K. Tatik Wardayati
,
Ade S

Tim Redaksi

Banyak orangtua yang gemas dengan perilaku tidak kooperatif anak-anak mereka yang sudah mulai besar.
Banyak orangtua yang gemas dengan perilaku tidak kooperatif anak-anak mereka yang sudah mulai besar.

Intisari-Online.com – Pada masanya, anak-anak sering kali tidak mendengarkan apa yang diperintahkan oleh orangtua.

Padahal itu hanya perintah sederhana saja, seperti mengecilkan suara televisi atau menaruh kaus kaki di keranjang.

Dan acap kali, ini membuat ocehan orangtua dengan nada tinggi yang diulang-ulang hanya gara-gara anak tidak menuruti apa yang diminta.

Banyak orangtua yang gemas dengan perilaku tidak kooperatif anak-anak mereka yang sudah mulai besar.

Baca Juga: Tanpa Perlu Memarahi, Lewat Cara Ini Orangtua Jepang Membuat Anaknya Patuh dan Disiplin

Walau sudah diajak bicara dengan nada lembut, mereka seolah mengabaikan, bahkan menentang untuk melakukan.

Akhirnya orangtua pun terpancing emosi dan marah.

Perilaku anak-anak berusia sekitar 7-9 tahun ini sebenarnya didasari oleh apa yang terjadi di dalam dirinya, yakni mereka mulai merasa punya kendali atas hidupnya sendiri.

Mereka juga lebih fokus pada dunia luar dan tertarik pada apa yang ada di sana, seperti sekolah, teman, atau aktivitas olahraga.

Baca Juga: Tak Perlu Memarahi atau Menghukum Anak, Ini 8 Cara Mudah Disiplinkan Anak

“Sikap mereka yang sering tidak mendengarkan orangtuanya juga salah satu cara untuk menguji batasan kemerdekaan dirinya,” kata psikolog Mary Rouerke Ph.D.

Perilaku mengabaikan perintah orangtua itu juga menjadi cara anak untuk menghadapi tekanan baru dan tanggung jawab.

“Anak-anak di usia ini menghabiskan banyak waktunya di sekolah dan mengikuti perintah. Sekolah memberi tuntutan yang besar, sehingga mereka cuma punya sedikit kesempatan untuk bebas, tidak stres, dan melatih pilihan mereka sendiri,” kata psikolog anak Carla Fick.

Meski begitu, sebagai orangtua kita bisa “mengembalikan telinga anak” tanpa harus meninggikan suara dengan mengikuti tips berikut:

Baca Juga: Jangan Menghakimi Lebih-lebih Memarahi, Ini yang Bisa Anda Lakukan Bila Anak Mengucapkan Kata Kurang Pantas

1. Ubah sudut pandang

Berteriak untuk mendapatkan perhatian anak sebenarnya kurang efektif. Lebih baik, coba mundur dan kenali bahwa anak bersikap seperti itu bukan berarti ingin meremehkan orangtua, tapi itu perilaku wajar anak seusianya. Lalu, carilah strategi baru.

Misalnya, jika ingin meminta anak melakukan sesuatu yang penting, jangan di waktu anak main dengan gawainya atau menonton acara favoritnya.

Selain itu, kita bisa mengulang instruksi sehingga anak mengingatnya.

Baca Juga: Viral Video Anak 'Bermain' di Atas Mobil yang Melaju di Jalanan, Begini 4 Cara Mendisiplinkan Anak

2. Buat kehadiran kita disadari

Jangan langsung marah-marah jika anak berusia 7-8 tahun bersikap cuek pada apa yang kita ucapkan.

Namun, ada cara lain untuk membuatnya menyadari kehadiran ayah atau ibunya.

Misalnya dengan menepuk lembut pundaknya atau melontarkan humor yang bisa membuatnya tertawa sehingga ia akan teralihkan dari apa yang sedang menyita perhatiannya.

Baca Juga: Justru akan Memberi Efek Negatif kepada si Kecil, Ini 5 Alasan Mengapa Orangtua Tidak Harus Memarahi Anak di Depan Umum

3. Hindari mengulang

Memanggil nama anak berulang-ulang hanya akan membuat tenggorokan kita sakit.

Cobalah berada di dekatnya dan beritahu bahwa Anda hanya akan menyampaikan perintah satu kali dan ia harus memahami akibatnya jika tidak memberi respon atau melakukan yang diminta.

Misalnya saja, Anda bisa berkata, “Mama senang kalau kamu cepat memakai sepatumu sekarang, jika tidak Mama akan masuk ke mobil tanpa mu karena Mama terburu-buru ke kantor.”

Baca Juga: Orang-orang Ini Mengulang Foto Orangtuanya, Keren Banget! Bisa Kita Tiru Lho

Kita juga bisa menegaskan tentang waktu dan memberi ganjaran jika ia melakukannya, misalnya, “Kita akan makan bersama lima menit lagi, dan kamu harus berhenti main gadget. Kamu boleh pakai komputermu 10 menit sebelum waktu tidur.”

4. Pilih pesan

Dari pada menghadapi perlawanan dari si kecil, berkonsentrasilah pada hal yang memang penting.

Jika itu memang sesuatu yang penting, seperti mengerjakan PR atau menyikat gigi sebelum tidur, maka kita bisa mengingatkannya.

Namun, untuk sesuatu yang tidak terlalu “penting” kita bisa mengendurkan batas waktunya.

Baca Juga: Kemampuan Belajar yang Terus Berkembang, Salah Satu Tantangan Membesarkan Anak Generasi Alpha

“Anak-anak di usia ini sering merasa kewalahan, mereka cenderung akan mendengar dan menuruti perintah orangtua jika hal itu dianggapnya penting,” kata Fick.

5. Dengarkan anak

Terkadang anak bersikap abai karena mereka merasa tidak ada yang memperhatikannya.

Orangtua tanpa sadar sangat sibuk dengan dirinya dan cuma fokus pada hal yang dianggap signifikan, namun sebenarnya kurang bagi anak.

Baca Juga: Dibilang Dokter Hanya Alami Dehidrasi, Ibu Tiga Anak Ini Meninggal 48 Jam Setelahnya, Ternyata Alami Hal Ini

Sebagai contoh, setelah perjalanan pulang dari kantor yang selalu macet, Anda mungkin malas mendengarkan ocehan anak tentang jagoan-jagoan Marvel.

Tetapi, aksi superhero itu mungkin sangat penting bagi si kecil seperti halnya PR yang belum dikerjakannya bagi Anda.

Jika anak merasa diperhatikan, dipahami, dan dihormati oleh orangtuanya, mereka akan lebih peduli dan mendengarkan apa yang disampaikan ayah ibunya. (Lusia Kus Anna)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Cara agar Anak Mendengarkan Orangtua"

Baca Juga: Tetap Segar dan Sehat di Usia 63, Howie Mandel Justru Mengaku Tak Pernah Mendengarkan Nasehat Dokter

Artikel Terkait