Advertorial
Intisari-Online.com - Keberadaan gladiator perempuan Roma Kuno sering diabaikan dalam olahraga paling populer dan berbahaya itu.
Pada 2012, National Geographic memuat artikel yang membahas patung dari Romawi kuno, yang saat ini bertempat di sebuah museum Jerman.
Patung itu adalah seorang wanita bertelanjang dada, memegang benda seperti sabit di tangannya yang terangkat.
Sebelumnya, para sejarawan berpendapat bahwa obyek yang dipegangnya adalah strigil, bilah melengkung yang digunakan untuk mengikis keringat dan kotoran dari tubuh.
Alfonso Manas, seorang profesor di Universitas Granada percaya itu adalah jenis tertentu dari pedang pendek melengkung yang disebut sica.
Sica adalah alat yang digunakan oleh berbagai gladiator Romawi yang dikenal sebagai thraex atau Thracian.
Teori Manas didasarkan pada cara tubuh wanita memegang alat melengkung itu.
Patung itu melihat ke bawah ke tanah dan tangan yang memegang alat itu sepenuhnya memanjang ke atas kepala dalam pose kemenangan, bukan postur orang mandi.
Dia juga mengenakan kain yang membalut pinggulnya dan seperti sedang berdiri menang atas lawan yang dikalahkan.
Lebih jauh, memang ada bukti mengenai perempuan yang berkompetisi di arena gladiator, mereka dikenal sebagai 'gladiatrix.'
Beberapa cendekiawan menganggap hanya wanita dari kelas bawah yang boleh bertarung di arena.
Tapi itu tidak benar karena ada perempuan ari kelas yang lebih tinggi yang ikut serta.
Jika mereka bertarung dengan baik, mereka sama terhormatnya dengan rekan-rekan pria mereka.
Pada 11 M, Senat Romawi melarang seorang perempuan merdeka (bukan budak) di bawah usia 20 tahun untuk menjadi seorang gladiator.
Tidak sampai tahun 200 M, Kaisar Severus melarang sepenuhnya perempuan untuk berpartisipasi dalam arena.
Alasannya yakni bahwa membiarkan dan menonton perempuan bertanding sama saja tidak memiliki rasa hormat kepada wanita.
Menariknya, dia juga khawatir bahwa wanita mungkin menjadi termotivasi untuk berlatih sebagai atlet dan ingin mengambil bagian dalam pertandingan Olimpiade, yang menurutnya mengancam tatanan sosial.