Advertorial
Intisari-Online.com - Ditemukan di hutan hujan Amazon, para peneliti telah mengidentifikasi dua spesies baru belut listrik.
Salah satu belut tersebut memiliki daya sengat yang luar biasa.
Memiliki nama latin Electrophorus voltai, spesies tersebut dapat mengeluarkan listrik dengan daya 860 volt sekali sengat.
Itu lebih besar dibandingkan rekor belut listrik sebelumnya yang menghasilkan listrik 650 volt dalam sekali sengat.
Dengan daya listrik sebesar itu, sengatannya pasti cukup untuk menyebabkan makhluk seperti manusia untuk mengalami rasa sakit yang serius.
Sementara itu, satu spesies belut listrik lainnya yang ditemukan adalah Electrophorus varii yang hanya memiliki daya sengat maksimal 572 V.
Penemuan ini pun memberikan pandangan baru mengenai belut listrik, bahwa ternyata belut listrik juga mengalami penyimpangan garis keturunan selama periode Miosen dan Pliosen.
Pasalnya, selama ini dunia meyakini jika hanya ada satu jenis spesies belut listrik saja, yakni Electrophurus electricus, yang ditemukan pertama kali di lembah Amazon 250 tahun yang lalu.
Baca Juga: Belut Raksasa Berukuran 2 Meter Ditemukan Warga Sumatera Utara, Seperti Inilah Penampakannya
Untuk mengidentifikasi kedua spesies baru tersebut, para peneliti melakukan beberapa analisis DNA dan menemukan bahwa E. voltai dan E.varii menyimpang dari E.electricus sekitar 7,1 juta dan 3,6 juta tahun yang lalu.
Setiap spesies juga memiliki wilayah yang berbeda.
Hal tersebut menjadi salah satu alasan mengapa E. voltai memiliki daya sengat yang lebih besar. Sebab, E. voltai harus beradaptasi dengan perairan dataran tinggi yang tidak cukup baik dalam menghantarkan listrik.
Sementara dalam hal fisik, para peneliti mencatat adanya perbedaan kecil pada bentuk tengkorak, sirip dada, dan susunan pori-pori pada tubuh ketiga belut listrik tersebut.
Bukan belut tapi ikan
Belut listrik sebenarnya adalah ikan, bukan belut. Mereka menggunakan sistem saraf khusus untuk menghasilkan tegangan listrik yang melemahkan mangsa.
Belut listrik pun mengilhami penciptaan baterai pertama pada tahun 1799; dan dengan temuan dua spesies baru belut listrik tersebut, bisa jadi akan lebih banyak lagi terobosan lain di berbagai bidang.
"E. voltai memiliki enzim serta senyawa yang berbeda, sehingga dapat digunakan dalam pengobatan atau dapat menginspirasi teknologi baru," kata David de Santana, zoolog dari Museum Nasional Sejarah Alam Smithsonian, Washington DC.
Kini, tugas kita adalah menjaga keanekaragaman hayati serta melindungi dari dampak kerusakan yang diakibatkan aktivitas manusia.
Penelitian ini telah dipublikasikan di Nature Communications.
(Kontributor Sains, Monika Novena)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Spesies Baru Belut Listrik Ditemukan, Berdaya Sengat Hingga 860 V"