Sejak saat itu, Schwarzer memastikan buku harian kekasihnya selamat dari perang.
Dia dideportasi ke Auschwitz, tetapi meninggalkan buku itu bersama orang lain sebelum dia pergi.
Dia berhasil selamat dari kamp konsentrasi dan mengambil buku harian itu sebelum bermigrasi ke Amerika Serikat.
Pada tahun 1950, delapan tahun setelah pembunuhan Spiegel, Schwarzer mengembalikan buku harian itu kepada ibu dan saudara perempuan Spiegel, yang tinggal di New York.
Elizabeth tidak tahan untuk membacanya tetapi mengerti nilainya. Dia menyimpannya di brankas bank di mana ia tetap di sana sampai 2012, ketika putrinya Alexandra Bellak memutuskan untuk menerjemahkannya.
"Saya ingin tahu tentang masa lalu saya, warisan saya, wanita istimewa yang saya namai (nama tengah adalah Renata) dan saya tidak berbicara bahasa Polandia (terima kasih ibu!) Dan dia tidak pernah membacanya karena terlalu menyakitkan," kata Bellak pada CNN.
"Saya memahami kedalaman dan kedewasaannya, serta penulisan dan puisi yang bagus, dan dengan munculnya semua isme - anti semitisme, populisme, dan nasionalisme - saya dan ibu saya melihat perlunya membawa ini ke kehidupan."
Ibu Bellak yang berusia 87 tahun hanya sanggup membaca "kutipan yang dicetak dalam Smithsonian," kata Bellak.
Bellak sendiri mengatakan bahwa dia "patah hati" setelah pertama kali membaca buku harian Spiegel. Dari entri pertama pada 31 Januari 1939, optimisme tulusnya sulit ditanggung:
“Aku mencari seseorang, yang bisa kukatakan kekhawatiran dan kegembiraanku akan kehidupan sehari-hari .... Mulai hari ini, kita memulai persahabatan yang hangat. Siapa yang tahu berapa lama itu akan bertahan? "
Source | : | Allthatsinteresting.com |
Penulis | : | Nieko Octavi Septiana |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR