Advertorial

Kisah Para Waria Tertangkap Satpol PP Mengaku 'Malam Jadi Bela, Siang Jadi Belasungkawa'

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M
Tatik Ariyani

Tim Redaksi

Simak pengakuan waria lulusan akademi pelayaran, yang diketahui pengakuan waria lulusan akademi pelayaran saat diinterogasi petugas.
Simak pengakuan waria lulusan akademi pelayaran, yang diketahui pengakuan waria lulusan akademi pelayaran saat diinterogasi petugas.

Intisari-online.com - Tak jarang waria menjadi sasaran razia ketika sedang mangkal, salah satunya yang dilakukan Satpol PP Semarang ini.

Selain menangkan waria, mereka juga berhasil mengantongi pengakuan dan kisah para waria ini

Simak pengakuan waria lulusan akademi pelayaran, yang diketahui pengakuan waria lulusan akademi pelayaran saat diinterogasi petugas.

Melansir dari TribunMadura, kisahnya berawal dari sejumlah waria mangkal di pinggiran jalan Kota Semarang ditangkap oleh petugas Satpol PP Kota Semarang.

Baca Juga: Hibrida Manusia-Monyet Pertama di Dunia Dibuat di China, Peneliti: Jika Terjadi Kesalahan Benar-benar Membuatku Takut

Saat ditangkap, langsung sejumlah waria dihukum push up petugas Satpol PP di Semarang tersebut.

Mereka juga membeberkan identitas mereka saat dihukum petugas setempat.

Satu di antara mereka mengaku lulusan akademi pelayaran.

Setidaknya enam wanita pria (waria) yang sedang mangkal di jalanan Kota Semarang ditangkap petugas Satpol PP Kota Semarang, Jumat (6/9/2019) malam.

Baca Juga: Betulkah Dehidrasi di Musim Kemarau Bisa Picu Stroke? Ini Jawaban Ahli

Meski merengek-rengek untuk minta dilepas, petugas Saptol PP Kota Semarang tetap dibawa ke Mako Satpol PP Kota Semarang di Jalan Ronggolawe.

Sebelum dilakukan pendataan, mereka diberi hukuman oleh petugas untuk push up.

Sembari berjajar, enam waria tersebut melakukan hukuman itu sekuat tenaga.

Setelah itu, mereka juga diminta untuk membuka baju wanita yang mereka kenakan.

Baca Juga: Cerita Mia Khalifa Sebagai Mantan Bintang Dewasa: Video Itu Menghancurkan Hidup Saya dan Membuat Saya Malu

Dengan malu-malu akhirnya mereka mematuhi hukuman tersebut.

Tingkah laku para waria saat diberi hukuman tak jarang membuat gelak tawa para petugas dan awak media.

Saat ditanya Tribun Jateng (grup TribunMadura.com), seorang waria mengaku bernama Bela.

"Nama malam saya Bela.

Panjangnya Belasungkawa.

Baca Juga: Sudah 14 Tahun hingga Sekarang, Penjaga Sekolah Ini Tinggal di Ruang Guru: Tiap Malam Kelas Disulap Jadi Kamar Tanpa Kasur

Kalau siang Panjio, saya jualan soto di Masjid Agung," ungkapnya.

Waria yang dihukum push up oleh Satpol PP (TribunJateng)

Dia mengaku baru pertama kali tertangkap oleh petugas Satpol PP Kota Semarang.

Dia ditangkap ketika sedang berada di Kawasan Kota Lama saat berfoto-foto.

Baca Juga: Sudah 14 Tahun hingga Sekarang, Penjaga Sekolah Ini Tinggal di Ruang Guru: Tiap Malam Kelas Disulap Jadi Kamar Tanpa Kasur

"Aku lagi sepisan ketangkap neng Kota Lama lagi foto-foto," ucapnya sembari memperagakan gayanya saat berfoto.

Seorang waria lain, mengenakan baju merah serta legging panjang, mengaku bernama Belah Wakatobi.

Dia sempat mendekati dan mengajak ngobrol awak media.

"Buka dong instagramku.

Baca Juga: Sudah 14 Tahun hingga Sekarang, Penjaga Sekolah Ini Tinggal di Ruang Guru: Tiap Malam Kelas Disulap Jadi Kamar Tanpa Kasur

Aku aslinya orang Manado.

Kalau bapakku Filipina. Aku sebenarnya D3 Pelayaran loh," paparnya sembari menujukan fotonya di instagram dengan mengenakan pakaian pelayaran.

Dia menceritakan perjalanan hidupnya bahwa dirinya telah keliling kota.

Sedangkan di Semarang baru berjalan satu tahun.

Baca Juga: Konon Jadi Rebutan Geng-geng Terkenal di Meksiko, Tak Disangka Inilah Keistimewaan dari Terowongan Ini

Menjadi seorang waria bermula saat mengetahui ibunya telah meninggal, kemudian dia menjadi gelandangan dari kota ke kota.

Selain menangkap enam waria, petugas Satpol PP Kota Semarang juga menangkap 14 pekerja seks komersial (PSK) di sejumlah titik, diantaranya Imam Bonjol, Polder Tawang, daerah tanggul indah (TI), Kalibanteng.

Kepala Satpol PP Kota Semarang, Fajar Purwoto mengatakan, operasi yustisi kali ini dilakukan guna mengantisipasi menjamurnya PSK di jalanan pra maupun pasca penutupan lokalisasi Sunan Kuning.

Baca Juga: Inilah yang Terjadi pada Tubuh Jika Anda Mulai Makan 3 Telur Utuh Setiap Harinya, Baik atau Buruk Sih?

"Kami mendapat laporan dari masyarakat masih ada wanita tuna susila (WTS) dan waria di jalanan.

Mereka khawatir yang di jalan-jalan adalah WTS di sunan kuning, tapi ternyata bukan," tutur Fajar.

Setelah dilakukan pendataan, lanjut Fajar, ternyata mereka tidak hanya berasal dari Kota Semarang.

Beberapa diantaranya berasal dari kota-kota sekitar Semarang, seperti Demak dan Ungaran.

Baca Juga: Ria Irawan Alami Metastasis, Dia Adalah Salah Satu Penyintas Kanker yang Anti Menye-menye...

"Kami akan lakukan yustisi rutin.

Kami ingin memberikan shock therapy kepada mereka.

Kalau kami tidak lakukan yustisi rutin seperti apa wajah kota?," ujarnya.

Selelah dilakukan pendataan, Fajar langsung memberikan pembinaan kepada mereka.

Kesempatan ini merupakan kesempatan terakhir.

Jika mereka kembali tertangkap pada operasi selanjutnya, petugas Satpol PP akan langsung mengirimnya ke panti rehabilitasi di Solo.

"Ada 20 orang yang kami jaring malam ini, 6 di antaranya waria dan sisanya wanita jalanan.

Mereka usianya diatas 30 tahun.

Tentu, ini rentan penyakit.

Kedepan kami akan ajak Dinas Kesehatan agar dapat diperiksa langsung," katanya. (Salomo Tarigan/Tribun Medan)

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul PENGAKUAN 6 Waria Mengejutkan saat Diinterogasi Petugas hingga Buka Baju, Nama Beda Siang dan Malam

Artikel Terkait