Intisari-Online.com – Menjadi seorang penyandang disabilitas tentunya ada keterbatasan sendiri yang harus dijalankan olehnya.
Bagaimana bila dia sendiri merasa mampu melakukan apa yang biasa dikerjakan oleh orang normal? Tentu saja, sebagai orang yang lebih sempurna, kita tetap harus membantu mereka.
Dalam kenyataannya, benarkah para penyandang disabilitas itu sudah mendapatkan porsi yang pas dalam segala hal, terutama dalam hal pendidikan?
Sebuah film dokumenter Menggapai Bintang, diangkat dari kisah sederhana persahabatan dua teman masa kecil yang memiliki keterbatasan penglihatan.
Keduanya kini sudah menjadi gadis remaja berusia 17 tahun, namun hidup terpisah di dua benua yang berbeda, yaitu di Amerika Utara dan Indonesia.
Dea dibawa oleh orangtuanya ke Amerika Serikat untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Dia bahkan kini ingin belajar untuk mengendarai mobil.
Sementara, Indri Alifia Salsabila yang akrab dipanggil Salsa, yang tidak dapat melihat sejak kecil harus tinggal di asrama untuk anak-anak dan remaja berkebutuhan khusus untuk mendapatkan akses ke sekolah inklusif di Jakarta.
Kedua sahabat itu tetap berhubungan dan bersatu dalam semangat, terlepas dari kenyataan berbeda yang mereka hadapi sehari-hari.
Baca Juga: Mario P Hasudungan Gultom, Sosok Pria di Balik Kafe Sunyi yang Pekerjakan Disabilitas
Meski terbatas, mereka tetap mempunyai cita-cita tinggi. Salsa ingin menjadi guru matematika, dan Dea mengejar hasratnya menjadi penulis.
Sekolah di SMU Negeri di Jakarta, Salsa, berbaur bersama dengan teman-temannya yang lebih sempurna.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR