Advertorial

Viral Satpam Meninggal Digigit Ular: Ternyata Indonesia Memang Negerinya Ular Berbisa, Hati-hati!

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M
,
Tatik Ariyani

Tim Redaksi

Pasalnya, ular dari marga Bungarus bersifat nocturnal atau beraktivitas pada malam hari, sedangkan manusia aktif pada siang hari.
Pasalnya, ular dari marga Bungarus bersifat nocturnal atau beraktivitas pada malam hari, sedangkan manusia aktif pada siang hari.

Indonesia-Online.com -Beberapa waktu lalu, seorang satpam di Gading Serpong meninggal akibat gigitan ular weling atau Bungarus candidus.

Disampaikan oleh Amir Hamidy, peneliti ular dan reptil dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ( LIPI), konflik antara manusia dan Bungarus sebetulnya minim dan mayoritas bersifat accidental.

Pasalnya, ular dari marga Bungarus bersifat nocturnal atau beraktivitas pada malam hari, sedangkan manusia aktif pada siang hari.

Meski demikian, kita tidak boleh lupa bahwa Indonesia memiliki banyak sekali jenis ular lainnya yang tidak kalah berbahaya.

Baca Juga: Kisah Seorang Wanita yang Melakukan Aborsi Sebanyak 17 Kali Dalam 6 Tahun, Akibatnya Beginilah Kondisi Rahimnya

Malah, Amir berkata bahwa ular-ular ini sudah ada duluan sebelum kita hidup di Indonesia.

Secara total, Indonesia memiliki 349 jenis ular dan 77 di antaranya, seperti Bungarus, kobra, cabai dan tanah, adalah ular yang berbisa.

Dengan jumlah ular sebanyak itu, tentu manusia harus belajar untuk hidup damai dengan ular.

Dalam upaya mencapainya, Amir menekankan pentingnya keamanan diri bila melihat ular, apalagi bila ular berwarna mencolok sehingga diduga berbisa.

Baca Juga: Meninggal Seketika dalam Pelukan Kekasih, Keluarga Wanita Asal Rembang Ini Tolak Autopsi

Hal pertama yang harus diingat adalah jangan menyentuh ular sama sekali, kecuali Anda memang ada kepentingan, seperti harus mengoleksi spesimen tersebut karena sedang melakukan riset.

"Biarkan ular itu diusir saja. Toh kalau diusir dengan alat sederhana pun juga pergi. Enggak perlu ditangkap," ujarnya ketika dihubungi via telepon oleh Kompas.com pada Sabtu (24/8/2019).

Kalau Anda harus menangkapnya, pastikan telah menggunakan grab stick atau hook stick sehingga tidak perlu menyentuhnya dengan tangan.

Amir menceritakan kisah Profesor Joseph Bruno Slowinski, seorang ahli Bungarus yang meninggal di Myanmar karena digigit Bungarus multicinctus.

Baca Juga: Bukan Bahagia, Wanita Ini Terkejut Ketika Melihat Hasil USG Karena Wujud Anaknya Seperti Ini

Pada saat itu, Slowinski yang sedang meneliti ular salah memasukkan ular Bungarus yang sangat berbisa tersebut ke kantung ular yang tidak berbisa.

Pasalnya, ular-ular yang tidak berbisa pun bisa memiliki penampakan yang mirip dengan Bungarus.

"Ular-ular (Bungarus) itu kan belang-belang (dan) rata-rata hitam putih. Ada ular lain yang enggak berbisa melakukan mimicry, jadi menyerupai jenis yang berbisa lain untuk bertahan hidup," kata Amir.

Cerita Slowinski ini menjadi bukti bahwa kita memang harus ekstra hati-hati ketika bertemu dengan ular.

Baca Juga: Duo Maling Ini Bobol Rumah Gunakan Hitungan Primbon Jawa, Namun Tertangkap Karena Langgar Pantangan

"Orang yang profesional, seorang ahli herpetolog saja, bisa meninggal. Apalagi yang awam," ujar Amir. (Shierine Wangsa Wibawa/Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Indonesia Sungguh Negeri Ular, Bagaimana Cara Hidup Damai di Sini?"

Artikel Terkait