Dalam promo yang disebarluaskan lewat internet, DynCorp bahkan sama sekali tidak menonjolkan sebagai perusahaan yang gemar menyelesaikan tugasnya lewat perang.
Tapi melalui solusi yang dikerjakan para pakar profesional yang didukung sistem teknologi informasi terkini dan perangkat serba canggih.
Kendati tidak menonjolkan kemampuannya di medan perang, para pekerja DynCorp telah kenyang asam garam konflik bersenjata.
Mereka adalah para petempur yang berpengalaman mulai dari pasca PD II, Perang Dingin, Perang Korea, Perang Vietnam, Perang Teluk, dan lainnya.
Para petempur yang suka berpakaian seenaknya itu bahkan tak bisa menyembunyikan jati dirinya bahwa konflik merupakan lahan subur bisnisnya.
Tawaran kerja DynCorp tak hanya konsumen dalam negeri AS saja tapi negara lain juga bisa memakai jasa para pakar dan fasilitas canggihnya.
Di AS sendiri DynCorp mempunyai kontak bisnis dengan lebih dari 30 lembaga pemerintah seperti Departemen Pertahanan, FBI, DEA, Sekreatariat Negara, Lembaga Pemasyarakatan dan lembaga-lembaga pemerintah penting lainnya.
Misi DynCorp di luar AS biasanya menangani pelatihan anggota militer, perang antinarkotika, transportasi udara, misi pengintaian, SAR, evakuasi medis udara, perawatan pesawat tempur dan lainnya.
Baca Juga: Agesilaus II: Raja Sparta & Komandan Prajurit yang Awalnya Hanya Tentara Bayaran
KOMENTAR