Ketika Mujey mengetahui James bebas karena jaminan, “Ia pulang dan sangat sedih,” kata Corneh.
“Bu, dia keluar,” katanya. Ia lalu pergi ke kamarnya dan tidak mau makan malam.
“Bu, aku tidak akan kemana-mana. Dia dibebaskan,” jawab Mujey ketika Corneh mengajak pergi ke rumah neneknya malam itu.
Tak hanya Mujey, Corneh pun merasa takut dengan bebasnya James. Ia bertanya dari mana James mendapatkan uang untuk membayar jaminan. Sannoh tidak punya jawaban.
“Aku juga ketakutan,” kata Sannoh. Ia mengirim surel kepada penasihat sekolah dan seorang detektif, menjelaskan bahwa ia mengkhawatirkan Mujey dan keselamatan seluruh keluarga. James tahu tempat tinggal Sannoh. Bersama DQ, James pernah menjemput Mujey dari rumahnya.
Meski takut, Mujey tetap menjadi gadis mungil yang tangguh. Dia baik-baik saja di sekolah, di tengah persiapan untuk bersaksi di pengadilan dan mengikuti konseling. Dia tersenyum sebanyak biasanya. Mujey hanya kesal karena kasus ini berlangsung lama. Ketika Sannoh memberitahu Mujey bahwa tanggal persidangan ditetapkan bulan April 2018, senyum gadis itu memudar.
Mujey mengatakan pada bibinya, “Itu terlalu lama.”
“Ia mungkin tahu sesuatu yang kita tidak tahu,” kata Sannoh.
Pada pagi hari di tanggal 24 Januari, Mujey meminta uang untuk membeli kopi pada Corneh sebelum pergi sekitar pukul 06.00. “Sampai jumpa, Bu” kata Mujey. Sejak itu Mujey tidak pernah pulang.
Malam berikutnya, keluarga Mujey menelepon Departemen Kepolisian Grand Rapids untuk melaporkan hilangnya Mujey. Hilangnya Mujey dianggap sebagai kasus anak kabur dari rumah.
Sebuah hal lumrah jika gadis kulit hitam yang hilang dianggap sebagai anak yang kabur dari rumah. Departemen Kepolisian Grand Rapids mengatakan biasanya mereka mengklasifikasikan remaja yang kabur dari rumah, jika tidak ada indikasi penculikan, penyerangan, atau kegiatan yang membahayakan.
Pada 28 Januari, polisi Kalamazoo menanggapi panggilan 911 dan mendapati Mujey sudah menjadi mayat. Kematiannya pada akhirnya dianggap sebagai pembunuhan karena kehabisan napas, tercekik. Butuh beberapa hari untuk mengidentifkasi tubuh mungilnya, yang awalnya digambarkan polisi sebagai perempuan kulit hitam yang berusia antara 16-24 tahun.
Source | : | Majalah Intisari |
Penulis | : | Agus Surono |
Editor | : | T. Tjahjo Widyasmoro |
KOMENTAR