Advertorial
Intisari-Online.com – Apakah Anda merokok?
Jika iya, maka Anda harus tahu informasi terbaru soal rokok.
Dilansir dari kompas.com pada Selasa (16/7/2019), Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, tingkat kemiskinan Indonesia pada Maret 2019 sebesar 9,41 persen atau setara dengan 25,14 juta penduduk.
Dan Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, harga rokok merupakan salah satu penyumbang terbesar terhadap garis kemiskinan.
Baca Juga: Sering Kagetkan Keluarga, Ini Penyebab Orang Meninggal Saat Tidur
Pasalnya, harga rokok filter setiap tahunnya terus meningkat dan mengalami inflasi setidaknya 0,01 persen setiap bulan.
Harga rokok memiliki andil terhadap kemiskinan sebesar 11,38 persen untuk wilayah pedesaan dan sebesar 12,22 persen di perkotaan.
"Rokok kontribusinya pelan-pelan naik. Karena setiap bulan inflasinya 0,01 persen. Tapi kalau rokok naik kok tetap ngga ada yang komplain," ujar Suhariyanto di Jakarta pada Senin (15/7/2019).
Selain rokok, beras yang merupakan bahan pangan pokok juga berkontribusi pada angka garis kemiskinan.
Untuk daerah perkotaan, kontribusi harga beras terhadap angka garis kemiskinan sebesar 20,59 persen dan di pedesaan sebesar 25,97 persen.
Selain itu, perumahan, bensin, dan listrik berturut-turut juga menjadi kontributor terbesar terhadap angka garis kemiskinan, dengan masing-masing secara berturut-turut memiliki persentase sebesar 8,16 persen di perkotaan, 7,26 persen di pedesaan untuk perumahan, kemudian 4,28 persen di perkotaan dan 3,5 persen di pedesaan untuk bensin, dan listrik sebesar 3,8 persen di perkotaan dan 2,04 persen di pedesaan.
BPS pun melaporkanpenduduk miskin di perkotaan pada September 2018 turun sebesar 6,89 persen menjadi 6,69 persen di Maret 2019.
Penurunan itu juga terjadi di pedesaan menjadi 12,85 persen dari September 2018 yang sebesar 13,10 persen.
Adapun secara jumlah, penduduk miskin di perkotaan turun dari 10,13 juta orang pada September 2018 menjadi 9,99 juta orang pada Maret 2019.
Kemudian perdesaan turun menjadi 15,15 juta orang dari 15,54 juta orang pada September 2018.
Dampak buruk merokok lainnya
Selain menjadi salah satu penyebab kemiskinan di Indonesia, ternyata rokok juga bisa membahayakan kesehatan kita.
Entah untuk mereka yang aktif merokok atau kita yang tidak merokok.
Contoh ada kasus di mana seorang bayi meninggal karena dia sering menghirup asap rokok dari ayah dan kakaknya.
Jika pada perokok pasif saja dampaknya hingga kematian, bagaimana dengan perokok aktif?
Seperti dikutip dariFamily DoktermelaluiToutiao.com, berikut ini 4 hal yang terjadi pada tubuh mereka yang memutuskan menjadi perokok.
1. Paru-paru menghitam
Pada kampanye propaganda berhenti merokok biasanya ada gambar paru-paru yang menghitam dan sebagain berpikir itu hanya untuk menakut-nakuti mereka.
Pada kenyataan sebenarnya, itu benar hal itu karena rokok mengandung gas karbon monoksida, nikotin dan tar.
Nikotin adalah hal yang membuat kecanduan, karbon monoksida adalah minuman keras, dan tar adalah penyebab utama di paru-paru.
Paru-paru berubah tidak hanya menghitam, tetapi juga kerusakan internal sangat rusak, dan bahkan kanker paru-paru.Karena itu, berhenti merokok tidak bisa ditunda.
2. Merusak saluran pernapasan
Merokok akan menyebabkan kerusakan pada sistem saluran pernapasan, dan berujung pada penyakit seperti brongkitis dan efisema.
Merokok dalam jangka panjang dapat menyebabkan trauma hebat pada trakea, dan merukan mukosa brongkial, hingga menyebabkan hiperlapsia kelenjar submukosa.
3. Fungsi seksual pria memburuk
Merokok dalam jangka waktu yang lama bisa memengaruhi fungsi seksual pria, dan kemungkinan meningkatkan impotensi dan menghambat hasrat seksual pria.
Selain itu, merokok jangka panjang akan mengurangi kualitas sperma dan jumlah sperma pria, yang akan meningkatkan tingkat kelainan bentuk sperma.
Karena itu, saat mempersiapkan kehamilan, Anda harus berhenti merokok, agar tidak memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin. (Mutia Fauzia/Afif)
(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Harganya Terus Naik, Rokok Jadi Penyebab Kemiskinan di Indonesia")