Advertorial

Pesan Terakhir Sutopo Benar, Asap Rokok Tak Hanya Bisa Membunuh Perokok, Tapi Juga Orang-orang di Sekitarnya, Termasuk Anak-anak

Ade S

Editor

Pesan terakhir Sutopo untuk kita, benar. Asap rokok yang mengudara akan sangat merugikan orang lain di sekitar Anda.
Pesan terakhir Sutopo untuk kita, benar. Asap rokok yang mengudara akan sangat merugikan orang lain di sekitar Anda.

Intisari-Online.com -WafatnyaKepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo turut membawa pesan penting tentang bahaya rokok, khususnya bagi perokok pasif.

Banyak pihak yang kemudian begitu memerhatikan risiko-risiko buruk yang dihadapi para perokok pasif ini hingga membuat tagar#SuaraTanpaRokok pun ramai di dunia maya.

Ya, Sutopo yang asli Boyolali harus berjuang keras melawan kanker paru yang dideritanya selama 1,5 tahun.

Padahal, sebenarnya Sutopo bukanlah perokok. Dirinya hanyalah perokok pasif yang menjadi korban dari para perokok di lingkungan kerjanya.

Baca Juga: Sutopo Purwo Nugroho Meninggal Dunia: Bisakah Bedakan Batuk Akibat Kanker Paru-paru dengan Batuk Lainnya?

"Untuk anak muda, terutama anak-anak, jangan merokok. Tidak ada orang akan menilai, dia akan kelihatan gagah kalau merokok. Seperti iklan-ikan itu, itu sangat menyesatkan. Stoplah merokok. Ingat, bukan Anda, tapi untuk keluarga Anda, istri Anda, suami Anda, anak-anak Anda, dan sebagainya," ucap Sutopo dalam sebuah video yang tersebar luas di internet.

Pesan terakhir Sutopo untuk kita, benar. Asap rokok yang mengudara akan sangat merugikan orang lain di sekitar Anda.

Dalam penjelasan laman resmi American Cancer Society, para perokok pasif sebenarnya menghirup dua jenis asap dari pembakaran tembakau.

Pertama, asap yang dihembuskan perokok aktif. Kedua, jenis asap dari ujung rokok atau cerutu yang memiliki konsentrasi tinggi agen penyebab kanker (karsinogen) dan lebih toksik dibanding asap biasa.

Baca Juga: Sama-sama Berjuang Melawan Kanker, Sutopo Pernah Berbisik Tentang Ani Yudhoyono Lewat AHY

Jenis asap kedua ini memiliki partikel lebih kecil dibanding asap pertama yang dihembuskan langsung oleh perokok, sehingga lebih mudah masuk ke paru-paru dan sel-sel tubuh lain.

"Ketika non-perokok terpapar kedua jenis asap ini, mereka disebut perokok pasif. Mereka (perokok pasif) juga mengisap nikotin dan bahan kimia beracun sama halnya seperti perokok aktif," tulis American Cancer Society dalam laman resminya www.cancer.org.

Perokok pasif berisiko terkena kanker dan penyakit lain

Banyak studi membuktikan asap rokok dapat menyebabkan kanker. Ini karena ada lebih dari 7.000 bahan kimia di dalam rokok, dan 70 di antaranya dapat menyebaban kanker.

Selain kanker paru-paru, perokok pasif orang dewasa juga berisiko terkena kanker laring (pita suara), kanker faring (tenggorokan), sinus hidung, kanker otak, kanker kandung kemih, kanker dubur, kanker perut, dan kanker payudara.

Pelaku perokok pasif bukan hanya orang dewasa, tapi juga anak kecil yang tak bisa mengindari paparan asap rokok di rumah.

Studi menunjukkan, anak-anak yang orangtuanya merokok lebih rentan sakit, memiliki lebih banyak infeksi paru-paru seperti bronkitis dan pneumonia, lebih mudah batuk dan sesak napas, juga lebih mungkin mengalami infeksi telinga.

Selain hal itu, perokok pasif anak-anak juga berisiko mengalami serangan asma atau memperburuk gejala asma.

Baca Juga: Kisah Sutopo si Anak Boyolali, Pernah Jadi Bahan Bully-an Hingga Ceritakan Pesan Pilu Ayahnya

"Beberapa risiko itu mungkin kecil, tapi hal ini dapat berkembang dengan cepat. Pikirkan pengeluaran, kunjungan dokter, obat-obatan, kehilangan waktu sekolah, dan sering kehilangan waktu kerja untuk orang tua yang harus tinggal di rumah dengan anak yang sakit. Dan ini tidak termasuk ketidaknyamanan yang dialami anak," ujar laman tersebut.

Pada anak-anak yang sangat muda, SHS juga meningkatkan risiko masalah yang lebih serius, termasuk sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).

"Perokok pasif sangat mungkin mengalami penyakit lain, hingga kematian," imbuh ahli.

Tanpa disadari, asap yang dihirup perokok pasif dapat memengaruhi fungsi jantung dan pembuluh darah sehingga meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke bagi yang tidak merokok.

Perokok pasif dan kesehatan mental.

Beberapa penelitian juga mengaitkan perokok pasif dengan perubahan mental dan emosional. Misalnya, paparan yang dihirup perokok pasif terkait dengan gejala depresi.

Meski begitu memang masih diperlukan lebih banyak studi untuk menjelaskan hubungan antara perokok pasif dengan kesehatan mental.

(Gloria Setyvani Putri)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sutopo dan #SuaraTanpaRokok Benar, Hal Mengerikan Ini Dialami Perokok Pasif".

Baca Juga: Sutopo Purwo Nugroho BNPB Mangkat di Guangzhou, Ini Gejala Kanker Paru-paru yang Kerap Tak Disadari

Artikel Terkait