Ade menyebutkan, dari pengamatan di lokasi, anakan elang jawa di dalam sarangnya itu ditaksir berusia sekitar dua bulan.
Hal itu dilihat dari anakan elang yang sudah mampu mengepakan sayap dengan baik saat diterpa angin.
Sebelumnya, sebut Ade, tim juga berhasil menemukan anakan elang jawa di lokasi sarang yang berbeda pada 13 April 2019.
“Dengan temuan ini semakin membuktikan jika elang jawa dapat berkembang biak setiap tahunnya di dalam kawasan Gunung Gede Pangrango dengan baik,” ujarnya.
Selain elang jawa, ekosistem kawasan TNGGP juga menjadi tempat hidup yang baik bagi jenis satwa endemik Jawa lainnya, seperti macan tutul jawa dan owa jawa.
“Bertambahnya jumlah elang jawa ini pun menjadi kabar baik bagi upaya pelestarian satwa yang paling dilindungi itu,” ungkapnya.
Baca Juga: Masih Misterius, Siapa Pencipta Burung Garuda sebagai Lambang Negara Indonesia?
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ade S |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR