Advertorial
Intisari-online.com - Seorang dokter di sebuah klinik kesuburan di Kanada harus kehilangan izin praktiknya setelah dinyatakan bersalah telah melakukan tindakan tercela dengan menggunakan sperma miliknya sendiri.
Tindakan itu dilaporkan telah dilakukannya selama beberapa puluh tahun masa praktiknya. Bernard Norman Barwin dianggap telah melakukan perbuatan tercela oleh panel disiplin dari College of Physicians and Surgeons of Ontario, yang memutuskan mencabut izinnya dan menjatuhkan sanksi denda sebesar 10.000 dollar Kanada (sekitar Rp 107 juta).
"Anda telah mengkhianati kepercayaan yang diberikan oleh pasien Anda. Tindakan Anda juga sangat mempengaruhi individu dan keluarga pasien, serta menimbulkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki, yang akan berlangsung selama beberapa generasi," kata regulator medis dalam pernyataannya, Selasa (25/6/2019).
Dokter berusia 80 tahun itu tidak hadir dalam persidangan, namun melalui pengacaranya dia tidak mengajukan bantahan.
Baca Juga: 'Saya Lelah' Atau 'Saya Mengantuk', Begini Cara Membedakannya
Barwin telah menyerahkan izin medisnya pada tahun 2014, setelah dia didisiplinkan dalam kasus sebelumnya.
Dia sebelumnya telah dinyatakan salah karena melakukan pembuahan buatan terhadap tiga pasiennya menggunakan sperma yang salah, yaitu untuk membuahi pasien.
Ketika itu dia menyebut hal itu sebagai kesalahan sederhana.
Kini setelah izin praktiknya dicabut, pihak regulator medis lainnya akan diperingatkan jika dia berusaha melakukan praktik kedokteran di wilayah yuridiksi lain.
Barwin juga dilaporkan menghadapi tuntutan hukum yang menyebutnya telah menyebabkan 50 hingga 100 kelahiran dengan sperma yang salah, termasuk 11 kasus di mana dia menggunakan sperma miliknya sendiri.
Kesalahannya terungkap setelah beberapa anak yang lahir melalui proses inseminasi buatan yang dilaklukan Barwin ingin mengetahui latar belakang genetik dan meneliti silsilah keluarganya.
Pada kasus lain, salah satu anak didiagnosis mengidap penyakit celiac yang bersifat genetik, sementara kedua orangtuanya tidak memiliki penyakit itu.
Rebecca Dixon, yang telah berusia 25 tahun, baru mengetahui pada tiga tahun lalu, jika Barwin adalah "ayah kandungnya".
Rebecca yang menjadi saksi di persidangan, mengatakan bahwa dia merasa "jijik" dan "terkontaminasi" setelah mengetahui fakta tersebut.
"Pada saat itu, hidup saya seperti berubah selamanya," ujarnya, dikutip AFP. "Untuk sesaat, saya merasa asing dengan wajah saya sendiri.
Seolah sosok yang menatap dari balik cermin bukan lagi diri saya sepenuhnya," tambah Rebecca. Dia menekankan bahwa penemuan itu juga sangat memberatkan keluarganya.
"Ayah saya, yang sedang berjuang dengan masalah kesehatannya, harus menerima bahwa anak perempuan yang dibesarkan dan dicintainya selama ini bukanlah anak kandungnya."
Baca Juga: Pengantin Wanita Tewas Setelah Lakukan Hubungan Intim 48 Jam dengan Cara yang Sangat Mengerikan
"Sementara ibu saya, harus menghadapi kenyataan bahwa sesuatu telah terjadi pada tubuhnya tanpa sepengetahuan maupun izin darinya," tutur Rebecca.
"Saat berada di tengah keramaian, saya mendapati diri ini mencari-cari orang-orang di sekitar yang mirip dengan saya, yang bisa saja adalah saudara kandung saya," tambahnya.
Rebecca mengatakan, sejauh ini dirinya telah menemukan hinga 15 saudara tiri yang tidak pernah diketahuinya dan kemungkinan masih bisa bertambah. (Agni Vidya Perdana/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gunakan Sperma Miliknya untuk Membuahi Pasien, Izin Dokter Ini Dicabut"