Advertorial
Intisari-Online.com - Pada lebaran kemarin, saya bertemu seluruh keluarga besar saya.
Dalam pertemuan itu, saya sedang menggendong keponakkan saya yang masih berusia 4 tahun.
Lalu saya memerhatikan wajah keponakkan saya. Terlihat bahwa dia mirip dengan wajah ayahnya, yang merupakan paman saya.
Menariknya, setiap anak pertama di keluarga saya pasti mirip ayah. Termasuk saya dan sepupu-sepupu saya yang lain.
Diketahui sudah selayaknya kita jumpai bahwa seorang anak pasti mirip dengan ayahnya, ibunya, atau gabungan keduanya.
Ya,ini karena genetik disebut-sebut sebagai pelaku utama yang membuat seorang anak biasanya mirip atau bahkan serupa sekali dengan orangtuanya.
Namun lebih jauh, ternyata kemiripan wajah dan postur bukan satu-satunya “warisan” yang bisa diturunkan dari orangtua ke anak.
Ada juga hal-hal lainnya, dan beberapa di antaranya adalah:
1. Risiko penyakit
Tubuh manusia itu unik karena terdiri atas triliunan sel penyusun.
Dalam setiap sel tersebut, terdapat struktur inti atau nukleus yang di dalamnya berisi kromosom.
Masing-masing kromosom dilengkapi dengan untaian asam deoksiribonukleat atau DNA.
Nah, gen adalah bagian dari DNA yang nantinya diturunkan dari orangtua ke anak.
Setiap anak normalnya memiliki dua salinan gen dari kedua orangtua.
Ketika nantinya DNA yang telah diturunkan ini mengalami kerusakan, maka strukturnya akan berubah.
Kerusakan pada struktur DNA ini bisa dipicu oleh berbagai hal, salah satunya paparan bahan kimia.
Hal inilah yang kemudian menyebabkan munculnya penyakit pada tubuh.
Nah, struktur DNA yang rusak tersebut bisa menurun pada anak.
Terlebih jika gen tersebut cukup kuat, sehingga akan mengalahkan gen lainnya yang tidak membawa penyakit.
Otomatis saat dilahirkan, kemungkinan besar anak sudah memiliki risiko penyakit keturunan yang dialami oleh orangtuanya.
2. Ciri fisik
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, gen bisa dibilang sebagai bagian dari DNA yang membawa semua informasi seputar ciri khas orangtua untuk diwariskan pada anaknya.
Tubuh setiap orang memiliki lebih dari 20.000 gen penyusun, di mana semua gen tersebut memiliki dua salinan berbeda yang didapat dari kedua orangtua.
Sedangkan DNA, menyumbang sebanyak 23 pasang kromosom untuk masing-masing tubuh anak.
Dengan kata lain, ayah dan ibu akan menyumbang masing-masing 23 kromosom, yang akhirnya membentuk 46 buah kromosom total alias 23 pasang kromosom.
Di dalam setiap kromosom tersebut ada beragam informasi dari gen yang berperan untuk menentukan tampilan fisik seorang anak.
Oleh karena tubuh memiliki dua pasang kromosom berbeda dari ayah dan ibu, otomatis pasangan gennya juga tidak sama.
Sepasang gen tersebutlah yang nantinya bertanggung jawab terhadap pembentukan ciri atau tampilan fisik khas seseorang.
Alhasil, anak pun memiliki ciri khas tertentu karena diturunkan dari orangtua.
Itulah mengapa sebagian ciri fisik seorang anak biasanya mirip dengan ibu, sementara beberapa bagian tubuh lainnya menyerupai ayah.
Bahkan, bisa saja seorang anak lebih cenderung serupa dengan ayah atau ibunya saja.
Lagi-lagi, hal ini dikarenakan DNA anak merupakan kombinasi dari kedua orangtuanya.
Akibatnya, warna rambut, warna bola mata, bentuk hidung, ketebalan alis, lentiknya bulu mata, dan hal lainnya pada anak mirip sekali dengan orangtuanya.
3. Tinggi badan
Mengutip dari Genetics Home Reference, para peneliti meyakini bahwa sekitar 80 persen tinggi badan seorang anak dipengaruhi oleh faktor keturunan.
Atau dengan kata lain, tubuh anak bisa tinggi atau pendek yakni karena mewarisi “bakat” dari orangtuanya.
Ada berbagai variasi gen yang bertugas untuk menentukan ukuran tinggi badan anak.
Baca Juga: Jangan Dibuang, Nyatanya Bekas Teh Celup Masih Bisa Digunakan Untuk 4 Hal Ajaib Ini
Itu sebabnya, tidak mengherankan ketika melihat ada anak yang sangat yang tinggi, sementara ada juga yang biasa saja atau cenderung pendek.
Hal tersebut biasanya akan dengan mudah terjawab ketika melihat postur tubuh orangtuanya.
Dalam arti, fisik tubuh anak yang tinggi sebenarnya diperoleh karena diturunkan dari orangtua dengan fisik yang serupa.
Namun, lain lagi ceritanya ketika antar saudara kandung ternyata memiliki tinggi badan yang berbeda.
Ini bisa dikarenakan adanya kombinasi gen kedua orangtua yang berbeda, sehingga ukuran tinggi badan antara kakak dan adik biasanya juga tidak sama.
4. Ukuran payudara
Bukan hal baru lagi jika selama ini faktor genetik atau keturunan disebut-sebut sebagai salah satu penentu seberapa besar ukuran payudara wanita.
Nyatanya, hal tersebut benar adanya.
Sebuah penelitian yang dimuat dalam BMC Medical Genetics, menemukan bahwa variasi genetik orangtua, khususnya ibu, menentukan ukuran payudara anak perempuannya.
Artinya, anak perempuan yang lahir dari seorang ibu dengan payudara besar, kemungkinan akan memiliki ukuran payudara yang besar pula.
Sebaliknya, jika ibu dari anak perempuan memiliki ukuran payudara yang sedang atau bahkan kecil, kemungkinan pertumbuhan ukuran payudara anaknya juga tidak terlalu besar.
Didukung oleh hasil penelitian dari jurnal Twin Research and and Human Genetics, bahwa sekitar 56 persen besar kemungkinannya ukuran payudara diturunkan dari orangtua ke anak.
Hasil tersebut didapat dengan membandingkan ukuran cup bra pada sekitar 16.000 wanita.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sering Mirip, Apa Saja yang Diwariskan Orangtua ke Anaknya"