Advertorial

Agar Bisa Selamatkan Sang Ayah, Bocah 11 Tahun Makan 5 Kali Sehari, 'Saya Akan Segera Menyelamatkannya'

Nieko Octavi Septiana

Editor

Seorang bocah 11 tahun makan sebanyak 5 kali sehari dan telah mendapat lebih dari 10 kg dalam 3 bulan untuk menyelamatkan ayahnya.
Seorang bocah 11 tahun makan sebanyak 5 kali sehari dan telah mendapat lebih dari 10 kg dalam 3 bulan untuk menyelamatkan ayahnya.

Intisari-Online.Com -Ada yang bilang tak semua pahlawan memakai jubah, juga tak semua pahlawanharus besar dan kuat.

Pahlawan hadir dalam hidup seseorang, dan tak menutup kemungkinan bahwa pahlawan ini hanyalah seorang anak kecil.

Kisah yang inspiratif dan mengharukan datang dari seorang bocah laki-laki asal Tiongkok yang benar-benar mencintai ayahnya.

Dilansir dari World of Buzz (11/6/2019), demi menyelamatkan nyawa sang ayah, anak itu rela makan sebanyak lima kali sehari dengan harapan agar ayahnya tetap bisa hidup.

Baca Juga: Diduga Terinspirasi Film James Bond, Kim Jong Un Eksekusi Seorang Ajudan dengan Melemparnya Ke Tangki Berisi Piranha

Lu Zikuan (11), siswa kelas empat dari kota Xinxiang, Henan, sebelumnya memiliki berat 30 kg.

Dalam rentang waktu tiga bulan, ia telahmendapatkan lebih dari 10 kg setelah makan setidaknya lima kali sehari.

Ia melakukan diet makan lima kali sehari dengan makanannya yang sebagian besar terdiri dari daging berlemak dan nasi, karenanya, ia hampir mencapai berat badan ideal yaitu 50 kg.

Alasan Zikuan memulai diet ini adalah karenaayahnya, Lu Yanheng yang didiagnosis menderita leukemiatujuh tahun lalu.

Baca Juga: Akhirnya Peneliti Temukan Cara Hasilkan Oksigen untuk Bernapas di Mars, Terinspirasi dari Komet

Ayahnya telah mendapat perawatan medis untuk kondisinya tersebut, tapi kesehatannya mulai memburuk sejak Agustus lalu danmembutuhkan transfusi.

Dokter menyarankan bahwa satu-satunya cara untuk memulihkan kondisi Yanhengadalah mendapatkan transplantasi sumsum tulang.

Setelah melakukan tes pada anggota keluarganya,sumsum tulang Zikuan terbukti menjadi satu-satunya yang kompatibel dengan tubuh Yanheng.

Ini adalah kabar baik bagi keluarga karena mereka memiliki sedikit harapan selama beberapa tahun terakhir.

Namun, Zikuan hanya 30kg pada saat itu, yang mendiskualifikasi dia dari menjadi donor sumsum tulang karena berat badannya jauh di bawah ideal.

Namun Zikuan mengerti kondisinya dan memutuskan untuk menuju berat badan ideal.

“Para dokter mengatakan untuk menyumbangkan sumsum tulang saya, saya harus setidaknya 45kg.Berat ideal adalah 50kg,” kata Zikuan.

Baca Juga: Ibu yang Menginspirasi! Meski Tak Punya Kaki, Tetap Sanggup Merawat Suami dan Anak Kembarnya

"Segera, saya akan mencapai 50kg dan akan dapat menyelamatkan ayah saya."

Meski begitu, ada satu masalah lagi timbul demi memenuhi berat badan ideal.Meningkatkan asupan makanan sejak Maret telah menambah beban tambahan pada situasi keuangan keluarganya.

Ibunya, Li Jinge hanya menghasilkan sekitar 2.000 yuan (Rp 4,12 juta) dalam sebulan dengan melakukan pekerjaan sambilan di sebuah toko kelontong, yang tidak cukup untuk mendukung tujuan anaknya menambah berat badan.

Penghasilannya tidak hanya harus merawat suami dan putranya,dia juga harus merawat anak kembarnya yang baru berusia 8 tahun dan mertuanya yang menderita tekanan darah tinggi dan masalah jantung.

"Kami telah menghabiskan lebih dari 500.000 yuan (Rp 1 milyar) untuk tagihan medis suami saya, dan sebagian besar uang itu dipinjam dari kerabat dan teman," katanya, seraya menambahkan bahwapengeluaran rumah sakit bulanan Yanheng berjumlah hingga 3.000 yuan (Rp 6,18 juta).

Sementara untuk memenuhi kebutuhan diet putranya agar dapat menambah berat badan, dia bergantung pada daging murah yang dia beli di tempat kerjanya setiap malam.

Baca Juga: Awalnya Sakit Batuk, Namun Ibu Ini Alami Sepsis Hingga Harus Amputasi Kedua Kaki dan Tangannya

Guru Zikuan, Zhao Meng-meng, mengatakan bahwa Zikuan adalah anak yang cerdas dan telah menjadi pengawas kelas sejak tahun pertama sekolah.

Gurunya menceritakan pada awalnya teman-teman Zikuan mengoloknya dengan memanggilnya gemuk begitu ia mendapat berat badannya bertambah.

"Setelah dia menambah berat badan, beberapa siswa mulai memanggilnya pangzi (bocah gemuk) tetapi mereka berhenti setelah mengetahui ceritanya," kata Zhao.

Hebatnya, Zikuan tidak ambil hati dengan olokan temannya saat itu. Ketika ditanya apakah dia terluka dengan disebut anak laki-laki gendut, Zikuan menjawab dengan tegas 'tidak', dan menambahkan bahwa dia sebenarnya bangga bahwa dia akan bisa menyelamatkan ayahnya.

"Selamatkan ayah dulu, turunkan berat badan nanti," katanya.

Sejak itu sekolah telah memulai penggalangan dana untuk membantu Zikuan dalam upayanya menyelamatkan ayahnya.

Artikel Terkait