Advertorial

Akhirnya Peneliti Temukan Cara Hasilkan Oksigen untuk Bernapas di Mars, Terinspirasi dari Komet

Nieko Octavi Septiana
,
Mentari DP

Tim Redaksi

Kekurangan oksigen adalah salah satu masalah yang dihadapi jika tinggal di luar angkasa seperti planet Mars, kini peneliti temukan potensi solusinya.
Kekurangan oksigen adalah salah satu masalah yang dihadapi jika tinggal di luar angkasa seperti planet Mars, kini peneliti temukan potensi solusinya.

Intisari-Online.Com -Planet mars disebut-sebut menjadi kandidat untuk dijadikan tempat hidup ketika Bumi sudah terlalu tua.

Meski begitu masihbanyak tantangan yang harus diatasi umat manusia untuk melangkah lebih jauh ke ruang angkasa, salah satunya adalah kekurangan oksigen.

Dilansir dari IFL Science (28/5/2019), para peneliti dari Caltech sepertinya punya solusinya.

Mereka memiliki perangkat baru yang suatu hari nanti mungkin menjadi solusi kunci.

Baca Juga: Wow! Planet Mars Juga Terlihat Mempunyai 'Musim Dingin'!

Mereka telah mengembangkan metode untuk mengekstraksi oksigen dari karbon dioksida yang diilhami dari komet, dan percaya itu dapat digunakan untuk misi antarplanet masa depan serta cara untuk mengurangi gas rumah kaca di atmosfer kita.

Dalam edisi terbaruNature Communications, dibahas mengenai teknologi ini.

Disebutkan reaksi kimia membutuhkan energi, biasanya dalam bentuk panas.

Energi kinetik juga dapat digunakan untuk memulai reaksi kimia.

Para peneliti tahu bahwa molekul air yang dilepaskan oleh komet dapat dipercepat oleh angin matahari, dan ini melepaskan oksigen ketika mereka jatuh kembali ke permukaan komet dengan dampak yang cukup besar.

Baca Juga: Siapakah Alyssa Carson, Gadis 17 Tahun yang Akan Jadi Orang Pertama Tinggal di Mars?

Mengingat bahwa komet juga dapat memancarkan karbon dioksida, tim penasaran untuk melihat apakah proses yang sama juga terjadi pada CO2.

Mereka membuat percobaan di mana mereka mempercepat molekul karbon dioksida dan membuatnya bertabrakan dengan permukaan kertas emas.

Emas adalah elemen lembam sehingga para peneliti yakin bahwa oksigen yang terbentuk akan berasal dari reaksi kimia.

"Pada saat itu kami pikir tidak mungkin untuk menggabungkan dua atom oksigen darimolekulCO2bersama-sama karena CO2adalah molekul linier, dan Anda harus membengkokkan molekul itu agar dapat berfungsi," penulis senior Profesor Konstantinos P. Kata Giapis dalam sebuahpernyataan.

"Kau melakukan sesuatu yang sangat drastis pada molekul."

Baca Juga: Mengintip Isi di dalam Pangkalan 'Planet Mars' Milik China Bernilai Rp926 Miliar

Untungnya, alat itu bekerja dan para peneliti menemukan cara baru untuk menghasilkan oksigen, sesuatu yang sangat penting untuk perjalanan jangka panjang di masa depan ke tempat-tempat seperti Mars.

Perangkat bekerja seperti akselerator partikel mini.Molekul karbon dioksida terionisasi, setelah elektron diambil.

Molekul, yang sekarang bermuatan listrik, dapat dipercepat menggunakan medan listrik, dan tabrakan akan memecah molekul secara terpisah melepaskan oksigen.

Meski begitu, perangkat ini tetap memiliki kelemahan, yaitu tidak efisien.

Untuk setiap 100 molekul karbon dioksida yang dipercepat, reaktor hanya menghasilkan satu atau dua molekul oksigen.

"Apakah ini perangkat akhir? Tidak. Apakah ini perangkat yang dapat menyelesaikan masalah dengan Mars? Tidak.

Tetapi itu adalah perangkat yang dapat melakukan sesuatu yang sangat sulit," kata Giapis.

"Kami melakukan beberapa hal gila dengan reaktor ini."

Kami berharap tim dan peneliti lain dapat menemukan cara untuk meningkatkan hasil perangkat, karena itu terdengar seperti teknologi yang fantastis.

Baca Juga: Kisah Bayi Kembar Tujuh Pertama di Dunia, Dulu Dikira Tak Bisa Selamat, Sekarang Begini Kondisi Mereka

Artikel Terkait