Advertorial

Jangan Ragu Menitihkan Air Mata Saat Menonton Film Sedih Karena Ini Sebenarnya yang Terjadi Pada Anda

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M
Tatik Ariyani

Tim Redaksi

Tidak dipungkiri banyak orang yang percaya bahwa menangis saat menonton film hanyalah pertanda seorang yang lemah.
Tidak dipungkiri banyak orang yang percaya bahwa menangis saat menonton film hanyalah pertanda seorang yang lemah.

Intisari-online.com - Tekadang kita tidak kuasa membendung deru air mata ketika sedang menonton film bertem sedih.

Meski sebenarnya kita sendiri tahu bahwa film tersebut sebenarnya hanyalah rekaan semarta.

Film sedih seperti Hachi: A Dog's Tale, Hachi Bee Si Lebah, atau film-film drama misalnya, banyak membuat orang merasa sedih saat menontonnya.

Namun, tidak dipungkiri banyak orang yang percaya bahwa menangis saat menonton film hanyalah pertanda seorang yang lemah.

Dan ternyata menurut penelitian dari Paul J. Zak, seorang neuroeconomist di Claremont Graduate University, California, AS menegaskan bahwa mereka yang menangis selama film lebih memiliki empati dan emosi yang baik.

Mereka tahu bagaimana mengontrol emosi mereka lebih baik, dan mereka lebih kuat ketika menghadapi tantangan sehari-hari.

Apa yang sebenarnya terjadi ketika seseorang menangis saat menonton film? dan mengapa itu membuat mereka lebih kuat?

Ternyata ini alasannya:

Baca Juga: 'Ada Lubang Pengetahuan', Ini 5 Penemuan Muslim yang Sering Ditemui dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Mereka menyadari bahwa cerita-cerita ini fiksi, tetapi mereka tidak bisa menyimpan perasaan mereka

Dari penelitian Zak mengatakan ini berkaitan dengan kognitif seseorang.

Meskipun mereka tahu bahwa film itu tidak nyata dan cerita yang mereka lihat di layar adalah fiksi, mereka masih merasakan emosinya.

Mereka tidak dapat menghindari bahwa mereka akan menangis ketika melihat adegan yang sangat emosional.

2. Oksitosin

Hormon oksitosin bertindak sebagai neurotransmitter (pengirim sinyal ke otak).

Oksitosin dan bertanggung jawab atas apa yang kita rasakan ketika kita menyaksikan adegan yang sedih dan menyentuh.

Manusia menghubungkan sebuah cerita, dengan perasaan, dan, kemudian, diaplikasikan pada tindakan positif.

Artinya, hormon ini membuat kita lebih berempati dan membuat kita memiliki sikap yang jauh lebih reseptif terhadap dunia.

Selain itu hormon oksitosin juga membuat merasa lebih bahagia.

Baca Juga: Muncul Tanduk Sepanjang 6 cm pada Ibu Jari Wanita Ini, Kondisi Apakah Ini?

3. Tidak takut untuk mengekspresikan emosi

Orang-orang yang tidak malu menangis selama film, sebenarnya, lebih tangguh secara mental.

Dibandingkan dengan mereka yang berusaha menyembunyikan air mata mereka.

Hal ini terjadi karena mereka cukup berani untuk mengungkapkan perasaan mereka yang sebenarnya.

Mereka tidak takut dihakimi atau dikritik.

Dan mengutip Brightside, Zak juga mengungkapkan luapan emosi merupakan efek dari oksitosin.

Karena dengan berempati dengan orang-orang di sekitar mereka, manusia tidak takut untuk membela apa yang mereka anggap benar.

Baca Juga: Telah Bunuh 3 Orang, Terpidana Mati Berusia 70 Tahun Ini Menolak Minta Maaf Menjelang Eksekusi

4. Kekuatan air mata

Temuan Zak juga menunjukkan bahwa mereka yang menangis terhadap film yang mereka tonton tahu tentang kekuatan penyembuhan air mata.

Menangis membuat kita terhubung dengan orang lain, kita belajar untuk melihat bahwa meski sedih hal ini bisa dianggap positif.

Selain positif penonton yang mampu meluapkan emosi mereka juga terpapar sisi negatifnya.

Dengan ini orang-oran ini tahu keadaan sekitar dan sadar akan lingkungannya.

5. Mereka tidak melarikan diri dari emosi

Orang-orang yang menangis selama film juga beranggapan bahwa penting untuk mempertahankan perspektif tertentu tentang apa yang terjadi.

Dan terkadang manusia perlu untuk menangis.

Dengan ini memungkinkan mereka untuk mencapai stabilitas emosional yang lebih baik.

Dan ini terbukti daripada mereka yang menyembunyikan perasaan mereka yang kurang stabil dalam menjaga emosi mereka.

Baca Juga: (Video) Kepala Ikan yang Terputus Masih Sanggup Menggigit dan Menghancurkan Kaleng Berisi Minuman

6. Mereka tidak peduli dengan peran atau stereotipe gender

Kita semua pernah mendengar pepatah: "Anak laki-laki tidak boleh menangis."

Sebagian besar anak laki-laki belajar sejak usia dini bahwa menangis di depan umum akan membuat mereka terlihat lemah.

Namun, ini tidak lain adalah batasan omong kosong.

Anak laki-laki dan perempuan, ketika mereka masih muda, tidak berbeda pada seberapa banyak mereka menangis.

Paling tidak, mereka tidak takut dihakimi oleh orang yang percaya bahwa menangis adalah hanya sifat wanita.

Baca Juga: Makan Pedas Sebelum Tidur Bisa Sebabkan Mimpi Buruk, Kok Bisa?

7. Mereka sadar akan kehidupan

Zat Oksitosin terkait dengan kepercayaan dan hubungan antar manusia.

Mereka lebih percaya pada orang lain, memiliki tingkat tinggi neurotransmitter di dalam tubuh mereka, dan seringkali menjalin hubungan yang lebih dalam antar manusia.

Mereka yang mampu meluapkan emosi menyadari nilai dari menghargai orang-orang di sekitar mereka.

Mereka juga hidup lebih sadar daripada mereka yang memiliki masalah kepercayaan.

Juga tidak merasa tertekan oleh hubungan yang mereka bangun dengan orang lain. (Tribunstyle/Dhimas Yanuar)

Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Menangis Saat Menonton Film Sedih Ternyata Menunjukkan Kita Punya Empati dan Emosi yang Baik

Artikel Terkait