Advertorial
Intisari-Online.com – Selain biasa dimasak mangut, belut juga bisa dijadikan keripik untuk oleh-oleh. Dijamin masih dapat menimbulkan suara kriuk-kriuk, meskipun dagingnya cukup tebal.
Sentra penjual belut goreng yang paling kondang di Yogya ada di depan Pasar Godean. Di sini kita bisa menjumpai banyak sekali penjual belut goreng.
Salah satunya yang cukup terkenal Toko Kripik Belut Dewi. Toko milik Mbah Parnah ini berada persis di depan regol (pintu masuk) Pasar Godean.
Toko ini ukurannya tidak begitu besar, hanya berupa warung pinggir jalan yang menggunakan tenda terpal.
Baca Juga: Belut Raksasa Berukuran 2 Meter Ditemukan Warga Sumatera Utara, Seperti Inilah Penampakannya
Belut yang dijual di sini didatangkan dari Bojonegoro dan Malang Jawa Timur. Jenis keripik belut ada tiga macam, yakni jenis biasa, super, dan spesial.
Ketiga jenis ini berbeda dalam hal ukuran belut yang dipakai. Jenis super dan spesial menggunakan belut berukuran besar dan digoreng dengan tepung beras dan tepung tapioka yang diberi bumbu. Tepung tapioka ini membuat keripik belut makin renyah.
Bumbunya bawang putih, kemiri, daun jeruk purut, jahe, dan kencur. Bumbu-bumbu itu dihaluskan dengan blender.
Tepung beras, tepung tapioka, dan telur ayam dicampur dalam satu adonan, lalu diberi air. Belut yang sudah dibersihkan kemudian dibaluri tepung dan digoreng dengan minyak panas di atas tungku kayu bakar.
Keripik belut super harganya Rp 65.000,-/kg. Yang spesial Rp 45.000,- sampai Rp 50.000,-/kg. Sedangkan yang biasa Rp 40.000,-/kg. (Ini harga sekitar tahun 2008-an).
Baca Juga: Wisata Kuliner 5 Mie Ayam Paling Enak di Yogyakarta
Kalau sekilo terlalu banyak, Anda bisa membeli kemasan berisi seperempat kilogram dengan harga Rp 16.250,-. Semua jenis ini bisa bertahan sampai sebulan.
Belut Goreng Dewi ini juga dititipkan di banyak toko. Selain di Pasar Godean, keripik belut bisa didapat pula di Pusat Oleh-oleh di Jln. Mataram, Jln. Solo, Jln. Bantul, di Terminal Giwangan, Jln. Wonosari, dan Pusat Grosir Kripik Welut di Jln. Wates, Gamping. • [TIA/ONG – Wisata Jajan Yogyakarta Intisari)