Advertorial
Intisari-Online.com - Seorang wanita berusia 92 tahun ditemukan tewas di tempat tidurnya oleh salah satu rumah di Chézy-sur-Marne, Perancis.
Satu-satunya tersangka adalah tetangganya, lansia berusia 102 tahun yang sudah mengakui pembunuhan itu.
Menurut jaksa kasus, tersangka "dalam keadaan sangat gelisah, bingung, dan mengatakan kepada penjaga bahwa dia telah membunuh seseorang."
Dilansir dari All that's Interesting, Kamis (23/5/2019), tersangka berusia 102 tahun itu sekarang sedang menjalani evaluasi psikiatris untuk mengetahui apakah ini berencana atau tidak.
Terlepas dari kasus pembunuhan yang membingungkan antar sesama manusia itu, pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa memiliki kecenderungan untuk membunuh sesamanya?
Benarkah manusia punya gen pembunuh?
Baca Juga: Minta Air Putih untuk Buka Puasa, Penumpang Pesawat Ini Malah Disuruh Duduk dan Mendapat Kejutan
Sebenarnya, alasannya dapat ditelusuri kembali ke nenek moyang primata kita, yang merupakan makhluk yang sangat kejam yang gemar membunuh satu sama lain.
Data ini menunjukkan bahwa pengulangan yang tak henti-hentinya sepanjang sejarah berakar pada batang evolusinya.
Ketika para peneliti memeriksa bagaimana berbagai jenis kelompok sosial manusia mempengaruhi tingkat pembunuhan, mereka menemukan bahwa kekerasan mematikan merupakan hal yang umum dari kelompok-kelompok suku.
Kekerasan, perselisihan wilayah, dan populasi, serta sumber daya sering memunculkan tekanan dan persaingan politik antar manusia.
Namun kekerasan bisa menurun di masyarakat yang dikelola negara.
Agaknya, para penulis menyimpulkan bahwa organisasi sosial-politik populasi dalam masyarakat yang dikelola negara yang dirancang untuk menekan kekerasan tersebut.
Hal itu bisa menghambat kecenderungan genetik untuk saling membunuh pada manusia.
Kita secara evolusioner dan genetis cenderung untuk melakukan kekerasan mematikan, tetapi jika dibandingkan dengan hewan lain, biologi memang telah memberi spesies kita “kebijakan” yang luar biasa.
Masalahnya adalah rangkaian saraf kekerasan yang menyebabkan kita meledak dalam kemarahan dan kekerasan adalah jauh di dalam otak di bawah korteks serebral di mana kesadaran muncul.
Lobus frontal otak dapat memadamkan sirkuit kemarahan yang kita bagi dengan mamalia keras lainnya, tetapi kontrol sadar “top-down” dari impuls kekerasan kita ini lebih lambat untuk bertindak daripada sirkuit kekerasan yang meledak jauh di dalam otak kita.