Advertorial
Intisari-online.com - Penelitian menemukan bahwa orang tua yang sering berbicara pada balita mereka ternyata bisa memberikan kemampuan nonverbal, penalaran dan pemahaman numerik.
Menurut Healthline, banyak yang dibuat dari kesenjangan 30 juta kata dalam hampir 40 tahun sejak penelitian disajikan.
Hanya menetapkan bahwa anak-anak yang lahir dalam kemiskinan mendengar rata-rata 30 kata pada usia ketiga mereka daripada teman sebaya mereka yang lebih kaya.
Temuan-temuan dari studi yang relatif kecil ini terbukti kontroversial selama bertahun-tahun dengan klaim bisa rasial dan studi-studi berukutnya gagal mereplikasi hasilnya.
Baca Juga: Mendengar Kebisingan Aneh di Balik Dinding, Pria Ini Nekat Membongkarnya dan Mendapati Kenyataan Ini
Namun satu hal yang disetujui oleh semua orang adalah klaim bahwa jumlah kata yang didengar oleh seorang anak dalam masa dini, lebih signifikan diterima.
Para peneliti dari Universitas New York menemukan bahwa jumlah kata yang didengar oleh seorang anak tidak hanya meningkatkan perbendaharaan kosa kata dan bahasa mereka.
Tetapi juga berkontribusi pada perkembangan kemampuan nonverbal seperti penalaran, pemahaman numerik, dan bentuk kesadaran.
Studi ini melibatkan 107 anak-anak, menggunakan perekam audio untuk mendokumentasikan kehidupan sehari mereka selama tiga hari.
Apa yang ditemukan peneliti adalah hubungan postitif antara kemampuan kognitif dan kualitas bicara anak dewasa yang didengar.
Baca Juga: Kisah Ulama FPI Membantu Polisi Halau Massa yang Melakukan Kerusuhan 22 Mei
Para peneliti mengakui perlunya penelitian lebih lanjut tentang alasan di balik tautan ini, tetapi para ahli tidak terkejut mengetahui hal ini.
Sara Plekarski, ahli patologi bahasa di Tucson, Arizona baru-baru ini mengatakan bahwa tautan ini benra-benar akurat.
Dia menambahkan, "Ketika seorang anak tumbuh, di lingkungan yang kaya bahasa, itu akan membentuk cara mereka memahami, melihat dan menggunakan bahas."
"Sebagai orang tua, kami memimpin dengan contoh pada anak-anak kami secara alami, mengembangkan metode dan penggunaan bahasa yang sama, bahkan pada usia yang sangat muda," jelasnya.
Juru bicara America Academy of Pediatrics (AAP) dan anggota komite eksekutif Dewan Anak Usia Dini Dr. Dipesh Navsaria setuju.
Namun, dia mengingatkan semua orang tua untuk mempertimbangkan bahwa mungkin lebih dari sekedar jumlah kata yang didengar akan membuat perbedaan.
"Saya pikir pengamatan yang dilakukan peneliti mungkin benar dalam arti bahwa tampaknya ada peningkatan kemampuan nonverbal berdasarkan jumlah kata dewasa yang didengar," katanya.
"Tapi saya pikir apa yang sangat sulit untuk diandalkan dalam studi tidak hanya interaksi verbal, tetapi juga interaksi non-verbal yang terjadi," tambahnya.
Saat ini ia menjelakan jumlah kata yang diucapkan mungkin hanya merupakan proxy untuk jumlah interaksi responsif dan pengasuhan yang terjadi.