Advertorial
Intisari-Online.com – Menjelang Lebaran tiba, banyak persiapan yang biasanya dilakukan para penghuni rumah.
Membeli baju baru, sepatu baru, membersihkan dan mengecat ulang rumah, membuat kue-kue, dan yang terpenting adalah persiapan hati.
Lalu, bagaimana menyiasati kesehatan kita sendiri di hari nan fitri?
Berikut mengutip tulisan dr. Nany Leksokumoro, MS, Sp.G.K. seperti dimuat di Menu Sehat.
Baca Juga : Mudiklah Lebaran Kali Ini, Jangan Sampai Orangtua Kita Terkena Sindrom Ruang Kosong
Apa biasanya yang dilakukan ketika Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran?
Tentunya bersilaturahmi, menunggu kedatangan para tamu, atau saling berkunjung ke sanak keluarga dan handai taulan.
Nah, pada saat inilah hidangan khas Lebaran selalu menyemarakkan acara, mulai dari ketupat hingga opor ayam dan teman-temannya, hingga makanan favorit lainnya.
Aneka suguhan kue-kue atau makanan ringan, seperti kacang goreng, wajik, kue-kue kering, serta aneka cake, dan minuman istimewa.
Bisa dibilang, ketika Hari Raya tiba identik dengan pesta makan.
Padahal, hari-hari sebelumnya di bulan Ramadhan umat Muslim menjalani puasa sebulan penuh.
Sebagian dari mereka merasakan hikmah puasa bagi kesehatan. Yang badannya kegemukan, berat badan turun.
Pada penderita diabetes, kadar gula darah menjadi terkendali. Begitu juga mereka yang tinggi kadar kolesterol, lemak, dan nilai tekanan darahnya.
Nah, di saat Lebaran tiba … aneka makanan dan minuman favorit terhidang. Selera makan pun menggelitik saat melihat makanan-makanan yang mengundang selera.
Padahal, santapan favorit saat Lebaran biasanya serba santan, lemak, dan manis.
Ya, boleh-boleh saja mencicipi makanan tersebut, asalkan diatur pola makannya agar masih dalam koridor sehat.
Bagaimana menyiasatinya? Beberapa tips dan trik berikut ini bisa dicoba.
Sebelum berangkat silaturahmi, makanlah sebuah apel dengan kulitnya yang sudah dicuci bersih.
Serat dari apel ini bisa membantu menahan nafsu makan yang muncul saat melihat hidangan Lebaran yang mengundang selera.
Santaplah ketupat dalam porsi kecil, misalnya cukup 3 – 4 potong saja. Lengkapi dengan lauknya dalam porsi yang tidak berlebihan.
Setelah makan ketupat lengkap, lebih baik tidak menyantap kue, minuman, atau hidangan penutup yang manis-manis.
Untuk teman ketupat, ambillah cukup satu protein saja, misalnya sepotong daging, ayam, atau telur.
Jangan pilih semuanya. Karena bisa-bisa akan berpengaruh pada ginjal Anda yang harus bekerja ekstra.
Lengkapi protein ini dengan sayuran dan buah agar seimbang.
Bila melanjutkan kunjungan ke tempat lain, karena tadi sudah makan makanan utama, maka sebaiknya yang dimakan hanya makanan selingannya saja.
Bila malam hari masih pergi ke rumah saudara atau handai taulan, pilihlah bahan protein yang berbeda dengan tadi siang. Jadi, kalau siang tadi makan daging sapi, malam ini pilihlah telur atau daging ayam.
Saat mengambil lauk, cukup ambil sepotong saja tanpa menyertakan bumbu atau kuahnya. Begitu juga dengan kuah sayurnya.
Kalau memang ingin kuahnya, ambillah satu sendok saja, jangan sampai ketupatnya berendam dalam kuah. Ini bisa mengurangi asupan lemaknya.
Kala saatnya makan kue-kue kering, cukup ambil 1 – 2 potong saja.
Ketika makan cake, ambillah 1 potong yang kecil dan tinggalkan krim kue yang terbuat dari margarin yang kaya lemak.
Lebih baik pilihlah buah-buahan segar yang disuguhkan daripada memilih kue-kue sebagai camilan.
Setelah pesta berlalu, kembalilah ke pola makan sehat dan seimbang. Kurangi jumlah makanan dan batasi makanan yang telah banyak disantap saat Lebaran.
Yang tak kalah penting, ayo olahraga untuk membakar kalori yang sudah diasup.
Baca Juga : Perhatikan Hal Ini Jika Ingin Mencari Kerja Setelah Lebaran: Jangan Minta Kenaikan Gaji Lebih dari 20%