Advertorial
Intisari-Online.com - Hwarang adalah elompok ksatria kuno yang luar biasa dari Silla - salah satu dari 3 kerajaan di wilayah semenanjung Korea.
Mereka adalah sekte elit, dipilih dari keluarga masyarakat menengah yang telah dilatih sejak kecil untuk menjadi pejuang.
Meskipun Hwarang sering dianggap hanya sebagai organisasi militer, beberapa berpendapat bahwa mereka memiliki fungsi keagamaan dan pendidikan.
Menurut sumber yang tersedia, Hwarang didirikan pada abad ke 6 SM.
Baca Juga : Bisa Dapatkan Istri dengan Pelihara Babi, Beginilah Kehidupan Ibu Kota 'Termiskin' di Dunia
Hwarang didirikan sehingga para pemuda aristokrasi yang paling berbakat dapat dipilih.
Mereka juga dilatih untuk melayani dalam aparatur negara di kemudian hari.
Telah ditunjukkan bahwa banyak jenderal dan tokoh politik terkenal awalnya adalah seorang Hwarang.
Mereka dicirikan dengan sifat metroseksual yang sangat menjaga penampilan.
Mereka juga mengenakan kosmetik dan pakaian bagus.
Selain itu, hwarang juga memiliki kebiasaan untuk membakar dupa.
Baca Juga : Kalahkan UI dan IPB, USU Jadi Perguruan Tinggi Peringkat 1 di Indonesia versi SIR
Hal itu dilakukan sehingga membuat mereka wangi, itu adalah hal bagus bagi mereka untuk menempuh perjalanan yang penuh petualangan.
Hwarang sering melakukan pertemuan di tempat-tempat yang dengan keindahan alam yang luar biasa, terutama gunung dan sungai suci, untuk bernyanyi dan menari.
Aktivitas penting hwarang lainnya adalah studi agama yang merupakan kombinasi dari Buddhisme, Konfusianisme, dan Taoisme.
Baca Juga : Tubuh Ani Yudhoyono Semakin Kurus, Ternyata Minuman Sejuta Umat Ini Bisa Jadi Penyebab Leukimia
Hwarang juga memelajari seni perang, sehingga mereka bisa dipersiapkan untuk menjadi prajurit saat dibutuhkan.
Jenderal Silla yang terkenal, Kim Yushin, misalnya, adalah seorang hwarang.
Kampanye militernya membantu Silla dalam upayanya untuk menyatukan Korea.
Kode Hwarang
Baca Juga : Jangan Dibuang, Ternyata Kulit Mentimun Masih Bisa Digunakan Untuk 3 Hal Ini
Para hwarang juga mempelajari teks-teks yang berisi aturan perilaku etis.
Teks-teks tersebut adalah Lima Hubungan, Enam Seni, Tiga Pekerjaan, dan Enam Cara Layanan Pemerintah.
Dari jumlah tersebut, Lima Hubungan dapat dikatakan sebagai komponen utama dari kode etik hwarang.
Ini dibuat oleh seorang biksu dengan nama Wongwang, dan mengandung unsur-unsur agama Buddha dan Konfusianisme.
Lima Hubungan adalah sebagai berikut:
Baca Juga : Prabowo Komunikasi dengan Hewan, Animal Communicator: Ini Caranya
1. Untuk melayani raja dengan loyalitas.
2. Untuk melayani orang tua seseorang dengan loyalitas.
3. Untuk selalu menunjukkan kesetiaan kepada teman seseorang.
4. Untuk tidak pernah mundur dalam pertempuran.
5. Untuk tidak pernah membunuh secara tidak perlu.
Pengaruh keberadaan hwarang lama-lama menurun dan membuat eksistensinya hampir hilang sepenuhnya dari sejarah.