Advertorial

Bukan Pantulan, Tapi Ini Alasan Warna Langit dan Air Laut Sama-sama Warna Biru

Mentari DP

Penulis

Warna laut dan langit saling berhubungan. Tapi, warna dari keduanya terjadi secara indipenden (tidak terkait) juga.
Warna laut dan langit saling berhubungan. Tapi, warna dari keduanya terjadi secara indipenden (tidak terkait) juga.

Intisari-Online.com – Seperti yang kita tahu, warna pada langit dan air laut sama-sama biru.

Dan karena kesamaan ini, keduanya sering disebutkan.

Salah satunya karena mereka berpendapat bahwa warna biru laut adalah pantulan langit.

Tapi benarkah hal tersebut?

Baca Juga : Rencana Pemindahan Ibu Kota Indonesia, Ini 7 Negara yang Sudah Memindahkan Ibu Kota Negaranya

Jika kita perhatikan, saat ke pantai, warna laut mengikuti warna langit. Misalnya saja ketika senja, laut juga akan terlihat kemerahan atau jingga.

Dengan kata lain, benar bahwa warna laut dan langit saling berhubungan. Tapi, warna dari keduanya terjadi secara indipenden (tidak terkait) juga.

Pernyataan di atas mungkin terdengar membingungkan, karena itu, Kompas.com mengutip penjelasan dari Michael Kruger, ahli fisika di University of Missouri.

"Langit berwarna biru bukan karena atmosfer menyerap warna-warna lain,” ujar Kruger dikutip dari Scientific America.

“Tapi karena atmosfer cenderung menyebarkan cahaya dengan panjang gelombang yang lebih pendek (biru) ke tingkat lebih besar jika dibandingkan dengan gelombang yang lebih panjang (merah).”

Baca Juga : Studi: Menangis Karena Mantan Bisa Bantu Kita Turunkan Berat Badan Lho

“Selain itu, cahaya biru dari matahari berserakan ke mana-mana dan jauh lebih banyak daripada warna-warna lainnya."

"Jadi ketika melihat ke langit siang hari Anda akan menemui biru di mana pun," imbuhnya.

Kruger menyebut bahwa hamburan cahaya itu disebut dengan "hamburan Rayleigh".

Efek ini terjadi ketika partikel yang melakukan hamburan lebih kecil dari panjang gelombang cahaya, seperti halnya nitrogen dan oksigen di atmosfer.

Sedangkan warna biru pada laut disebabkan air laut menyerap sinar matahari.

Ketika cahaya matahari menghantam lautan, air menyerap warna gelomban panjang (merah) dan cahaya panjang gelombang pendek (violet dan ultraviolet).

Merangkum dari Live Science, warna cahaya yang tersisa setelah penyerapan itu adalah panjang gelombang biru.

Tingkat warna biru dari air tergantung dari seberapa banyak air yang tersedia untuk menyerap cahaya.

Baca Juga : 7 Tradisi Paling Aneh dari Berbagai Negara, Salah Satunya Menyapa Orang Lain Dengan Meludah

Misalnya saja, air dalam gelas bening tidak memiliki molekul yang cukup untuk menyerap cahaya.

Lalu mengapa senja berwarna kemerahan?

"Ketika matahari terbenam, cahaya yang mencapai Anda harus melewati lebih banyak atmosfer dibanding ketika matahari berada di atas kepala," kata Kruger.

"Maka, satu-satunya warna cahaya yang tidak tersebar adalah dengan panjang gelombang panjang, yaitu merah," tegasnya.

Dengan kata lain, "filter" molekul yang lebih banyak sehingga senja yang sampai pada mata kita kemerahan.

Hal ini juga menjawab mengapa awan berwarna putih.

Kruger mengatakan, partikel dalam bahan pembentuk awan bertanggung jawab untuk menyebarkan cahaya lebih besar dibanding panjang gelombang cahaya.

"Akibatnya, semua warna cahaya tersebar oleh lebih atau kurang dari jumlah yang sama," ungkapnya. (Resa Eka Ayu Sartika)

(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Rahasia Alam Semesta: Kenapa Laut dan Langit Berwarna Biru?")

Baca Juga : Walau Disukai Wanita, Ternyata Jenggot Pria Mengandung Lebih Banyak Bakteri

Artikel Terkait