Advertorial

Andi Soraya Ungkap Gangguan Kejiwaan yang Pernah Diidap Steve Emmanuel, Tak Percaya Mantannya itu Bandar Narkoba

Soesanti Harini Hartono
Soesanti Harini Hartono

Penulis

Viral caleg gagal yang berniat jual ginjal demi bayar utang. Padahal ada penyakit yang menghantuinya jika nekat nmelakukan itu.
Viral caleg gagal yang berniat jual ginjal demi bayar utang. Padahal ada penyakit yang menghantuinya jika nekat nmelakukan itu.

Intisari - Online.com- Andi Soraya mengungkapkan pesinetron Steve Emmanuel pernah mengidap gangguan kesehatan mental.

Dalam wawancaranya denganHalo Selebritiyang tayang pada 9 April lalu Andi Soraya mengatakan jika mantannya itu, Steve Emmanuel, yang sekarang sedang tersandung kasus narkoba pernah mengidap OCD atauObsessive Compulsive Disorder.

Itulah mengapa Andi Soraya belum memercayai Steve merupakan bandar narkoba.

Baca Juga : Mengenal GHB, Jenis Narkoba yang Digunakan Dalam Skandal Burning Sun yang Menyeret Nama Seungri

"Aku sebagai orang yang pernah bersama dia lama, udah kayak emaknya, udah kayak ibunya kalau aku lihat. Aku bener-bener tidak yakin, seribu, sepuluh ribu tidak yakin aku kalau Steve menjadi bandar,"kata Andi Soraya, melansirNakita.ID.

Kemudian ia menjelaskan Steve pernah mengidap gangguan kejiwaan.

Ia juga kerap mengalami kecemasan yang berlebihan. Bahkan sejak empat tahun lalu Steve mendapat menanganan dari seorang psikiater.

Baca Juga : Mengenang 1 Tahun Kematian Sridevi: Ternyata Ada Catatan Kelam Industri Bollywood Bagi Perempuan

"Aku tahu itu, karena aku mengalaminya sendiri. Tapi dulu aku nggak tahu kalau itu namanya OCD. Aku nggak ngerti. Tapi aku cuma bilang, ini ada psikologis (Steve) yang aneh sekali. Karena aku lihat dia orang yang punya rasa kecemasan yang berlebihan,"sambung Andi.

Hal serupa juga diungkapkan olehProf.Dr.Ir. Richard Claproth, psikater yang menangani Steve Emmanuel.

"Dia menderita sebelum peristiwa ini, dia menderita obesessive compulsive disorder, dia menderita post traumatic,"terangRichard Claproth.

Karenanya kini Steve merasa tertekan berada di penjara.

Artikel selengkapnya dapat dibaca di