Namun, Sutomo, yang menjadi Kepala Desa saat itu, tidak ingin berpasrah diri dengan keadaan.
“Saya berpikir, masa sih pemerintah desa tidak bisa memberikan kesejahteraan air bersih pada warganya? Makanya berusaha menjawab tantangan tersebut,” tutur Sutomo.Fully Syafi
Dengan harapan yang tinggi dari para penduduk desa, Sutomo berusaha mencari sumber air di luar permukiman.
Beruntung, di perbatasan desa––sekitar 1,5 kilometer dari pusat Doudo––ditemukan mata air.
Pada 2008, Doudo pun melakukan pengeboran sumur pertama. Dibantu oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik sehingga air bersih sudah mengalir menuju rumah-rumah warga.
Dan pada 2017, Pertamina EP Asset 4 Field Poleng juga memberi bantuan pompa untuk memperluas akses air di Doudo.
Dari kekurangan menjadi berlimpah
Sejauh ini, empat sumur sudah dibangun di Doudo, dan ada satu yang masih dalam proses pengerjaan.
Dengan adanya sumur-sumur tersebut, semua penduduk Doudo (398 kk) sudah terpenuhi akses air bersih. Kekeringan pun tidak pernah menghantui desa ini lagi.
Dalam memanfaatkan air, ada beberapa hal yang diperhatikan oleh warga desa Doudo.
“Pertama, tercukupi air minum dulu. Setelah terpenuhi, baru untuk yang lain.”
“Misalnya, kami membiasakan cuci tangan pakai sabun, kemudian kegiatan harian seperti pertanian dan niaga,” papar Sutomo yang kini menjadi Penanggung Jawab Teknis Sistem Penyedia Air Minum dan Sanitasi (SPAMS) Qurnia di Doudo.
Dengan produksi air yang melimpah, Doudo bahkan bisa membagikan airnya ke desa-desa tetangga seperti Sekapuk dan Wotan.
Baca Juga : Awas, Konsumsi 1 Iris Daging Sehari Berisiko Kena Kanker Usus Besar Lebih Besar
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR