Advertorial
Intisari-Online.com – Menjadi anugerah tersendiri bagi seorang wanita yang bisa hamil dan melahirkan.
Apalagi setelah itu ia dapat menyusui bayinya, paling tidak dalam masa enam bulan pertama, lalu diteruskan hingga dua tahun.
Tidak hanya ibu, ayah pun pasti menyambut dengan bahagia bayi yang dinanti-nantinya selama ini.
Baca Juga : Tradisi Larung Ari-ari, Saat Si 'Saudara Kembar' Sudah Tak Perlu Dijaga Lagi
Lalu, salah satu yang harus dilakukan oleh ayah yang baru saja punya anak adalah melakukan tradisi mengubur ari-ari.
Tradisi mengubur ari-ari anak yang baru lahir memang sudah menjadi budaya tersendiri di Indonesia.
Sebenarnya apa sih makna dibalik tradisi kubur ari-ari ini?
Baca Juga : Wanita Ini Disebut Sebagai Kanibal Setelah Bikin Camilan dari Ari-ari. Alasannya Cukup ‘Ilmiah’
Dikutip dari Kompasiana, berikut Grid.ID rangkum makna tradisi tersebut.
Ketika bayi dilahirkan maka secara bersamaan sang bayi akan membawa plasenta.
Pada dasarnya plasenta akan langsung dikubur tanpa ritual tertentu.
Baca Juga : Meski Sudah Dewasa, Kita Tetap Membutuhkan 'Ari-ari' dalam Kehidupan Kita
Namun bagi orang Jawa, perlu adanya ritual tertentu sebelum mengubur plasenta tersebut.
Ari-ari dalam adat Jawa dianggap sebagai saudara kembar.
Hal ini karena ari-ari merupakan penghubung antara Ibu dengan sang bayi sejak dalam kandungan.
Baca Juga : Duh, Gara-gara Tersengat Listrik dari Lampu Ari-ari, Balita di Ponorogo Ini Tewas
Itu sebabnya ari-ari yang keluar dirawat dengan baik layaknya bayi yang baru dilahirkan.
Biasanya para keluarga sudah menyiapkan kendil atau wadah gerabah untuk menyimpan ari-ari.
Namun, Rumah Sakit sekarang sudah banyak menyiapkan kendil untuk para pasiennya yang melahirkan.
Baca Juga : Cerita 'Bayi Setan' yang Hidup Dalam Kondisi Janin Tak Lazim Hingga Dilahirkan dengan Plasenta Robek
Bagaimana cara mengubur ari-ari dengan benar, ini tipsnya.
Artikel ini telah tayang di Nakita.id dengan judul “Hamish Daud Kubur Ari-ari Putrinya dalam Kendil, Ternyata Ini Makna Dibalik Tradisi Tersebut”