Advertorial

Berjalan di Kandang Babi Tanpa Sepatu, Telapak Kaki Gadis Ini Terkena Infeksi Mengerikan

Mentari DP

Penulis

Menurut dokter, dia memiliki kasus di mana ada seorang gadis berusia 10 tahun yang mengalami infeksi mengerikan di telapak kakinya.
Menurut dokter, dia memiliki kasus di mana ada seorang gadis berusia 10 tahun yang mengalami infeksi mengerikan di telapak kakinya.

Intisari-Online.com – Anda tahu pentingnya memakai alas kaki?

Bukan hanya sekedar fashion belaka. Namun memakai sepatu atau sendal artinya menjaga keamanan dan kebersihan kaki kita.

Contoh dari aspal tanah yang panas atau dari infeksi kuman di lantai kantor atau rumah Anda.

Apalagi jika Anda pergi ke tempat yang memang tidak bersih, seperti kandang hewan ternak misalnya. Maka Anda wajib memakai alas kaki.

Baca Juga : Studi: Ingin Cepat Punya Anak? Cobalah Berhubungan Intim Dua Kali Dalam Sejam!

Jika tidak, mungkin Anda akan mengalami apa yang gadis ini alami.

Dilansir dari dailymail.co.uk pada Selasa (2/4/2019), seorang dokter mempresentasikan sebuah laporan kasus yang dipublikasikan dalam New England Journal of Medicine.

Menurut dokter tersebut, dia memiliki kasus di mana ada seorang gadis berusia 10 tahun yang mengalami infeksi mengerikan di telapak kakinya.

Alasan dari infeksi tersebut ialah karena dia berjalan di kandang babi tanpa menggunakan sepatu.

Akibatnya telapak kaki sang gadis menderita papula dan lesi pada kaki selama 10 hari.

Kepada tim medis, keluarga mengatakan bahwa mereka telah melakukan perjalanan ke pedesaan Brasil pada dua minggu sebelumnya dan gadis itu telah bermain di kandang babi tanpa mengenakan sepatu.

Baca Juga : Di Zaman Ini, Bukan Perang Dunia atau Nuklir yang Bikin Musuh Kerepotan, Tapi Perang Kentut!

Saat itulah dokter mendiagnosis dia dengan infeksi parasit yang disebabkan oleh kutu pasir yang membenamkan diri di kulit.

Infeksi ini dikenal sebagai Tungiasis, penyakit radang kulit yang disebabkan oleh kutu pasir yang dikenal sebagai Tunga penetrans.

Kutu tersebut berasal dari Amerika Tengah dan Selatan dan infeksi biasanya terjadi di daerah terpencil atau miskin.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kutu pasir betina menggali sendiri ke dalam kulit, biasanya di jari kaki, sol, dan tumit.

Saat mengisap darah, tubuh kutu dengan cepat mulai tumbuh, yang menyebabkan gatal, radang, dan rasa sakit.

Lesi dapat menjadi superinfeksi dengan bakteri, ketika sel koinfeksi dengan strain yang berbeda, lalu akhirnya kaki dapat membentuk abses atau nanah.

Kemudian, melalui lubang kecil di kulit, kutu bertelur sekitar 100 telur, yang umumnya jatuh ke tanah dan menetas.

Dalam waktu sekitar tiga minggu, parasit itu mati dan gejalanya mulai menurun, menurut WHO.

Ini berarti, setidaknya secara teori, penyakit ini sembuh sendiri, menurut laporan 2013 yang diterbitkan dalam PLOS Neglected Tropical Diseases.

Baca Juga : Viral Sampah Berserakan di Stasiun MRT Jakarta, Ini 7 Larangan di MRT Jakarta yang Perlu Anda Ketahui Sebelum Naik

Tetapi, di daerah yang endemik atau miskin, orang sering terinfeksi ulang dan dapat memiliki ratusan atau bahkan ribuan kutu pasir yang menempel di kulit mereka, kata para penulis.

Menurut WHO, tingkat infeksi oleh Tunga penetrans belum pernah dihitung, tetapi WHO memperkirakan sekitar 20 juta orang berisiko terkena di Amerika.

Perawatan umumnya terdiri dari pembedahan mengekstraksi kutu pasir burrowed dan kemudian menerapkan antibiotik topikal.

Dalam kasus gadis ini, dokter mengeluarkan beberapa kutu pasir dari beberapa lesi dan kemudian merawat luka-lukanya.

Mengerikan bukan apa yang terjadi pada kaki gadis ini?

Itulah sebabnya kita harus memakai alas kaki di mana pun kita berada. Tak hanya ketika bermain di luar rumah.

Untuk di dalam rumah, ada baiknya Anda rajin menyapu lantai rumah Anda dan Anda wajib menggunakan alas kaki selama berada di kantor.

Baca Juga : 7 Hewan Paling Berumur Panjang di Dunia, Ada yang Berusia di Atas 1.500 Tahun!

Artikel Terkait