Advertorial

Tragis, Ratusan Lumba-lumba Ditemukan Dimutilasi di Prancis

Mentari DP

Editor

Lumba-lumba itu menderita patah tulang, ekor yang patah, sirip yang patah, dan luka yang dalam karena jaring yang memotong daging mereka.
Lumba-lumba itu menderita patah tulang, ekor yang patah, sirip yang patah, dan luka yang dalam karena jaring yang memotong daging mereka.

Intisari-Online.com – Berbicara mengenai mutilasi memang mengerikan.

Tentu kita pernah mendengar kasus di mana seseorang memutilasi korbannya. Alasannya, ingin menghilangan bukti.

Bahkan ada kasus mutilasi paling fenomenal di Indonesia yaitu kasus Ryan. Di mana, ia membunuh 11 orang dan memutilasinya pada tahun 2008.

Akibatnya, Ryan dihukum dengan hukuman seumur hidup.

Baca Juga : Obati Gigitan Ular Hingga Diabetes, Ini 10 Manfaat Tanaman Putri Malu

Nah, ternyata kasus mutilasi tak hanya terjadi pada manusia. Namun juga pada hewan.

Dilansir dari independent.co.uk pada Selasa (19/3/2019), ratusan lumba-lumba dimutilasi dan ditemukan menumpuk di sebuah pantai di Prancis.

Menurut pengamat, bangkai-bangkai ratusan lumba-lumba tersebut adalah beberapa dari ribuan lumba-lumba lainnya yang secara tidak sengaja terbunuh oleh industri perikanan setiap tahunnya.

Dari hasil pemeriksaan, hewan-hewan itu menderita patah tulang, ekor yang patah, sirip yang patah, dan luka yang dalam karena jaring yang memotong daging mereka.

Temuan ini dibuat oleh sukarelawan dari Sea Shepherd France di Les Sables d'Olonne, di pantai Atlantik Prancis dekat La Rochelle.

Baca Juga : Bocah Tewas Kesetrum Saat Main Ponsel yang di Charger: Ini Cara Menangani Orang yang Kesetrum

Menurut Sea Shepherd, setiap tahun kapal yang mencari ikan membunuh hingga 10.000 lumba-lumba.

Lalu ada ada banyak lumba-lumba dari yang dibantai dalam tangkapan tahunan di Kepulauan Faroe dan Taiji, Jepang, yang keduanya menyebabkan kemarahan publik.

Contoh para pelaku untuk menangkap para lumba-lumba itu adalah dengan memerangkap mamalia itu dalam jaring ikan.

Akibatnya mereka mengalami luka-luka.

Baru ketika lumba-lumba itu mati, mereka memotong lumba-lumba sebagai upaya untuk membuat mereka tenggelam dan menghilang.

Tercatat kejadian ini selalu terjadi setiap malam di sepanjang tahun di sepanjang pantai Prancis.

Namun angka kematian lumba-lumba tersebut memuncak antara Januari dan Maret 2019 ini.

Diperkirakan hanya seperlima dari total kematian yang ditemukan di pantai, dengan 990 lumba-lumba mati terbawa sejak Desember 2018.

Baca Juga : Tak Bikin Malu, Justru Kebiasaan Kentut di Depan Pasangan Bisa Buat Hubungan Lebih Bahagia

Pada 2016, para ilmuwan dari Observatorium Pélagis di La Rochelle dan akademisi universitas memperingatkan bahwa hewan tewas dari penangkapan ikan berisiko membuat populasi manusia punah.

“Lumba-lumba adalah spesies sensitif yang lambat mereproduksi keturunannya yang sedikit,” kata juru bicara kelompok aktivis Sea Shepherd.

“Pada saat penurunan populasi mereka terlihat, biasanya sudah terlambat.”

“Jika kita masih ingin melihat lumba-lumba di Prancis di masa depan, sangat penting untuk mengambil tindakan segera untuk melindungi mereka.”

"Namun, negara Prancis menutup telinga terhadap peringatan para aktivitis dan para nelayan yang terlibat mengambil keuntungan dari ketidaktahuan masyarakat umum."

Beberapa nelayan Perancis menganggap lumba-lumba sebagai tangkapan tidak disengaja. Meskipun mereka dilindungi oleh hukum konservasi internasional.

Baca Juga : Bocah Tewas Kesetrum Saat Main Ponsel yang di Charger: Awas! Main Ponsel yang Sedang 'Di-charge' Bisa Sebabkan Kita Kesetrum

Artikel Terkait