Advertorial

Menguak Kebohongan KKB Papua yang 'Ngaku-ngaku' Merampas Senjata dari TNI

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M
,
Mentari DP

Tim Redaksi

Namun foto senjata yang diunggah bukanlah senjata standar TNI, terutama yang ditugaskan ke daerah operasi, berikut info lengkapnya.
Namun foto senjata yang diunggah bukanlah senjata standar TNI, terutama yang ditugaskan ke daerah operasi, berikut info lengkapnya.

Intisari-online.com - Pasca terjadinya kontak senjata yang berakhir dengan tewasnya 3 personel Kopassus di Nduga serta pengiriman 600 personel TNI ke Papua.

Panglima Komando Cadangan Strategis Angketan Darat, (Pangkostrad) Letnan Jenderal TNI Besar, Harti Karyawan SH, MTr mengunjungi Papua, Selasa (12/3/2019)

Disebutkan bahwa, Pangkostrad melakukan kunjungan kerja ke Markas Yonif 755 Kostrad, Merauke, Selasa (12/03/19).

Sebelumnya, sebanyak 600 prajurit TNI, di mana 450 personel asal dari Batalion 431 Kostrad Makassar dan sisanya dari Batalion Zipur 8 Makassar, sudah tiba di Pelabuhan Portsite Amamapare, Timika, Papua, Sabtu (9/3/2019.

Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!

Pasukan yang akan terlibat dalam Satgas Pembangunan Jalan dan Jembatan Proyek Trans Papua di Kabupaten Nduga itu berangkat dari Makassar menuju Timika menggunakan KRI Dr Soeharso, kapal rumah sakit milik TNI-AL.

Komandan Korem 172/Praja Wira Yakti Kol Jonathan Binsar Sianipar selaku Komandan Pelaksanaan Operasi Pembangunan Jalan dan Jembatan Proyek Trans Papua memimpin langsung apel penerimaan 600 prajurit TNI dari Makassar tersebut bertempat di geladak KRI Dr Soeharso.

Melansir antaranews, Komandan Korem 172/Praja Wira Yakti Kol Jonathan Binsar Sianipar selaku Komandan Pelaksanaan Operasi Pembangunan Jalan dan Jembatan Proyek Trans Papua memimpin langsung apel penerimaan 600 prajurit TNI dari Makassar tersebut bertempat di geladak KRI Dr Soeharso.

Danrem meminta para prajurit harus siap melaksanakan tugas operasi di Tanah Papua yang dinilai sebagai bagian dari pengabdian terbaik prajurit TNI kepada bangsa dan negara.

"Saya ingatkan, kalian sudah berada di daerah operasi. Kurangi candaan yang tidak perlu," kata Kol Binsar.

Danrem mengatakan pekerjaan pembangunan jalan dan jembatan proyek Trans Papua harus bisa diselesaikan tahun 2019 ini.

Dari 30 jembatan yang belum terselesaikan, katanya, diharapkan lebih dari setengahnya bisa dituntaskan hingga akhir tahun.

Menyangkut situasi dan kondisi keamanan di Kabupaten Nduga, Danrem 172 menegaskan bahwa sudah sekitar 70 persen wilayah itu dikuasai oleh aparat TNI dan Polri.

Meski begitu, katanya lagi, KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) kini sedang konsentrasikan seluruh kekuatan dan persenjataannya di Nduga.

Baca Juga : Cara Mengobati Biduran Secara Alami Tanpa Obat Kimia tapi Tetap Manjur

"Jadi, saat kalian datang, mereka (KKB) sudah mengetahui dan siap menyambut kalian. Saya minta, jangan ada prajurit yang lengah."

"Ini bukan plesiran atau jalan-jalan ke Papua. Kalian melaksanakan tugas operasi."

"Saya minta kalian harus berhasil menyelesaikan tugas ini dan tidak boleh satu orang pun yang tertinggal di Tanah Papua ini," kata Kol Binsar menyemangati prajurit TNI.

Dalam melaksanakan misi operasi di Nduga tersebut, Danrem mengingatkan seluruh prajurit TNI, agar melaksanakan semua prosedur militer dengan baik dan benar.

"Dimana pun nanti kalian ditempatkan, semua prosedur itu harus dilaksanakan dengan baik dan benar."

"Tunjukkan bahwa kalian tentara profesional, bukan preman pasar. Kalian prajurit-prajurit kebanggaan TNI AD, prajurit-prajurit pejuang dan petarung," kata Kol Binsar.

Ia menambahkan, apa pun situasi dan kondisi yang nanti dihadapi di medan tugas, program pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan Trans Papua harus diselesaikan sampai tuntas.

"Pasti akan ada banyak dinamika, entah itu gangguan keamanan, entah itu kondisi alam dan medan yang berat."

"Karena itulah kalian dikirim ke sini. Kalau situasinya aman-aman saja, cukup orang sipil dan kementerian saja yang mengerjakan proyek ini."

"Tapi karena kondisinya ekstrem dan luar biasa maka kalian prajurit cakralah yang dikirim ke Tanah Papua," kata Kol Binsar.

Terpisah Kepala penerangan kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Kol. Inf. Muhammad Aidi membantah klaim KKB Papua yang diunggah di akun facebook TPNPB yang menyebut mereka merebut senjata anggota TNI dalam kontak senjata di Nduga, Kamis (7/3/2019).

Pernyataan ini sekaligus membantah klaim juru bicara TPNPB Sebby Sambon yang menyebut 5 anggota TNI gugur dan 4 senjata api berhasil dirampas oleh KKSB.

“Pernyataan itu tidak benar. TNI tidak mungkin menutup-nutupi jika ada personel yang gugur karena pihak keluarga bisa menuntut institusi TNI,” kata Aidi di Timika, Kabupaten Mimika, Jumat (8/3/2019).

Kapendam menegaskan juga bahwa tidak mungkin ada perampasan senjata karena penyerangan dilakukan dari jarak yang cukup jauh dari arah perbukitan.

“Bagaimana mungkin mereka merampas senjata TNI sedangkan mereka menyerang pasukan TNI dari arah ketinggian dengan jarak yang cukup jauh,” ujar Aidi.

Baca Juga : 74 Peluru Bersarang di Tubuh Orangutan hingga Sebabkan Kritis, Kini Kondisinya Telah Membaik

Terbaru di akun facebook TPNPB, Senin (11/3/2019), Lekagak Telenggen yang mengaku sebagai Komandan operasi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat berujar bahwa pihaknya tidak takut akan tindakan yang diambil TNI.

"Hari ini 11/3/2019 PERNYATAAN SIKAP KOMADAN OPERASI UMUM TPNPB se Tanah Papua, Mayjend. Lekagak Telenggen Terkait Peristiwa 7 Maret 2019 di Kampung Windi Distrik Derakma, Bahwa :

1. Saya selaku Komadan Operasi umum 30 Kodap TPNPB Se Tanah Papua sudah menerima Laporan Resmi bahwa Brigjend.

Egianus Kogeya dan Pemne Kogeya pimpinan KODAP III Ndugama telah merebut 4 pujuk senjata dan menewaskan 5 anggota TNI di Distrik Derakma Kab Nduga _Papua.

2. Maka saya siap Bertanggung Jawab atas Peristiwa Perebutan 4 pujuk senjata dan menewaskan 5 anggota di Distrik Derakma tersebut.

3. Saya dengar Presiden Yokowi Mengirim 7.000 Personil Ke Nduga untuk Pengejaran 4 pujuk senjata itu kami tidak takut kami TPNPB siap jemput kedatangan 7000 Personil itu.

4. Presiden Jokowi sudah tanda tangan TNI perang melawan TPNPB itu Kami sudah ketahui siap menyemput kedatangn tamu," tulis akun Facebook TPNPB seperti dikutip.

Di akun ini juga foto yang diklaim TPNPB merupakan hasil rampasan dalam insiden pembantaian anggota TNI di Nduga pada 7 Maret 2019 lalu.

Namun foto senjata yang diunggah bukanlah senjata standar TNI, terutama yang ditugaskan ke daerah operasi

Bahkan akun Fajar Merah membongkar jenis senjata yang diunggah.

''Itu cuma propaganda, senjata di foto tersebut jelas bukan standar TNI yang bertugas saat ini di Papua."

"Pada foto itu 1 pucuk SS1-V1 hanya digunakan di Yonif teritorial dan Satuan Terr, 1 Pucuk Thomson USA senjata PD-II, 1 pucuk M-16A1 hanya dipakai di Satuan Pendidikan dan Terr, AK47 Hanya dipakai di Satuan Pendidikan biasanya utk materi dopper."

"Jadi kabar tersebut jelas Kebohongan nyata Teroris OPM. Senjata standart Satuan Penugasan Operasi saat ini, SS2 All Variant, Sig Sauer, SPR-1/2,'' tulis Fajar Merah.

Bahkan beberapa netizen mengunggah foto senjata standar TNI SS2 produksi PT Pindad, yang sudah terbukti di ajang internasional AASAM. (Abdi Tumagor/Tribun Medan)

Artikel ini pernah tayang di Tribun Medan dengan judulTERBONGKAR Kebohongan KKB Papua yang Klaim Rampas Senjata TNI, Pembangunan Jalan Tetap Lanjut

Artikel Terkait