Geomitologi
Eko menuturkan, apa yang dia lakukan saat ini adalah salah satu cabang ilmu yang disebut geomitologi.
"Sebenarnya ini adalah ilmu yang mempelajari kisah-kisah mitos, yang kemudian dicoba dikaitkan dengan peristiwa alam yang terjadi," kata Eko.
"Prinsip yang digunakan seperti ini, bumi itu mempunyai siklus untuk peritiwa-peristiwa yang ada di dalamnya.
Apakah itu letusan gunung, atau tsunami, banjir, gempa sekalipun. Dengan demikian, manusia jaman dahulu juga melihat siklus itu," imbuhnya.
Perbedaannya adalah, menurut Eko, kepercayaan zaman peristiwa alam terjadi.
Seperti halnya kisah Poseidon, kisah-kisah mitologi semacam ini juga terjadi di seluruh dunia.
"Cerita-cerita itu adalah sebuah metafor yang wujudnya menjadi cerita karena kepercayaan masyarakat saat itu," ungkap lulusan ITB itu.
"Sehingga kalau kita bisa membuka kulit dari cerita itu dan menemukan inti di dalamnya, kita akan menemukan bahwa itu adalah peritiwa alam yang terjadi di masa lalu.
Dan boleh jadi menyimpan pesan untuk orang yang hidup sekarang," imbuhnya.
Eko berpendapat, kisah semacam itu penting karena manusia sering kali mempunyai rentang sejarah yang pendek.
Apalagi di Indonesia yang catatan sejarah tulis baru ada ketika masa penjajahan Belanda.
"Padahal kalau kita tahu, peristiwa gempa dan tsunami raksasa itu perulangannya bisa ratusan hingga ribuan tahun," tegas Eko.
"Kalau kita bisa membuka inti dari cerita itu, maka harapannya adalah bisa menggunakan cerita itu untuk membangun kesadaran masyarakat tentang adanya ancaman bencana apakah itu gempa, letusan gunung, atau tsunami," lanjutnya.
Di akhir video, Eko berharap untuk bisa melengkapi mitos-mitos ini dengan bukti ilmiah untuk membangun kesadaran masyarakat terhadap potensi bencana.
Artinya, kisah-kisah ini bisa dipandang dari sudut pandang akademis. (Resa Eka Ayu Sartika)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com oleh Resa Eka Ayu Sartika dengan judul "Mengungkap Jejak Tsunami Purba dalam Mitos Nyi Roro Kidul"
Baca Juga : Sholat Istikharah dan Puasa 40 Hari Sebelum Menikah, Apakah Syahrini Tidak Mengalami Menstruasi?
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR