“Saya pikir dia sengaja melakukan itu. Dia ingin menyelamatkan saya, dan dia melakukannya,” kata Loiza tentang ibunya.
Kini, Loiza adalah perwakilan layanan pelanggan untuk advokasi pencegahan bunuh diri.
Dia juga memulai kelompok dukungan dwibahasa untuk para penyintas bunuh diri, sebuah topik yang tetap tabu bagi populasi Hispanik.
Baca Juga : Mahasiswa di Bandarlampung Bunuh Diri, Warga Hanya Merekam Tanpa Upaya Mencegah, Ancaman Pidana Ini Menanti
Sebuah penelitian Kaiser Permanente menunjukkan bahwa 69 persen orang Amerika keturunan Amerika berkorelasi penyakit mental dengan kelemahan.
Ketika mengetahui kebenaran tentang kematian ibunya, memicu kebutuhan yagn sangat besar untuk mengetahui mengapa ibunya melibatkan dirinya.
“Ketika putra saya berusia tiga tahun, saya mulai terobsesi dengan semua yang dilakukan ibu saya. Saya mencoba untuk menempatkan diri saya pada posisinya, seburuk apa pola pengasuhannya?”
Dia mulai menjalani terapi, yang dia nilai membantunya sembuh.
“Keluarga saya memiliki kisah yang mengerikan, dan kita bisa bersembunyi karena malu atau mendapatkan bantuan,” kata Loiza. “Saya harus membagikan kisah ini.”
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR