La Nina, kebalikan dari El Nino, membentuk siklus alam yang dapat berlangsung selama berbulan-bulan hingga tiga tahun. Ketika itu terjadi, pola cuaca di seluruh duni akan terpengaruh.
Menimbulkan berbagai dampak pada hasil panen, kelaparan, risiko kebakaran, pemutihan karang, dan cuaca ekstrem.
Peneliti mengatakan, dampak dari El Nino maupun La Nina saat ini, lebih parah dari 20 tahun sebelumnya akibat suhu yang menghangat.
Ketika El Nino membawa hujan dan suhu yang lebih dingin di selatan AS, itu akan membawa panas dan kekeringan di Australia, serta musim salju yang kering di tenggara Afrika dan utara Brasil.
Baca Juga : 75 Tahun Hilang, Mayat Pasangan Ini Akhirnya Ditemukan. Bukti Bahwa Pemanasan Global juga Punya Manfaat?
Menurut Stevenson, peristiwa El Nino akan menyebabkan kondisi dingin dan basah di AS, berisiko banjir. Sementara itu, La Nina akan meningkatkan bahaya kebakaran dan kekeringan.
Meski dampak peristiwa El Nino dan La Nina diperkuat oleh suhu yang lebih hangat, tapi belum diketahui apakah perubahan iklim juga akan memengaruhi kejadian di masa depan.
(Gita Laras Widyaningrum)
Artikel ini sudah tayang di Nationalgeographic.co.id dengan judul "2019 Akan Menjadi Tahun Terpanas dalam Sejarah Manusia, Ini Dampaknya".
Baca Juga : Bersiap-siaplah, 10 Hal Aneh dan Tak Terduga Ini Disebut akan Segera Terjadi Gara-gara Pemanasan Global
Source | : | nationalgeographic.co.id |
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR