Ia juga menyebutnya 'umami', yang dalam bahasa Jepang berarti lezat, atau rasa yang gurih, kemudian profesor ini mengajukan paten untuk memproduksi MSG.
Maka, kini MSG digunakan untuk membumbui banyak makanan di dunia.
Namun, laporan anekdotal tentang MSG mulai bermunculan dan gejala yang dipicu mulai dari sakit kepala, mual, hingga sesak dada.
Tetapi, bukti ilmiahnya tidak kuat, hingga pada tahun 1990-an FDA meminta kelompok ilmiah independen untuk menyelidikinya.
Kelompok ini menyimpulkan bahwa MSG aman, meski mereka mengatakan bahwa orang yang sensitif, akan mendapatkan gejala jangka pendek.
Seperti sakit kepala dan kantuk, jika mereka mengonsumsi 3 gram, atau lebih MSG.
FDA mengklasifikasikan, MSG secara umum aman dan sama dengan bahan lain seperti gula, dan soda kue.
Mereka mengatakan tubuh akan memetabolisme MSG dengan cara yang sama seperti glutamat alami, yang ditemukan dalam makanan.
Kemudian yang perlu diperhatikan adalah, International Headache Society tidak lagi memasukan MGS dalam daftar pemicu sakit kepala.
Namun, anggapan tentang MSG atau micin yang buruk masih muncul, beberapa produk makanan misalnya mengatakan dengan 'no MSG' pada produk mereka.
Oleh karena itu, yang perlu Anda perhatikan adalah, pertimbangkan sisi positif menggunakan MSG.
Bumbu peningkat rasa ini akan menambah kedalam, tetapi mengandung natrium lebih tinggi daripada garam.
Selain itu, Anda juga perlu membandingkan untuk menggunakan MSG atau micin sesuai porsi Anda, dan merasakan efeknya.
Karena pada dasarnya, mengetahui faktanya dengan mencobanya langsung setidaknya lebih baik daripada mempercayai rumor.
Baca Juga : Sering Menatap Layar Ponsel dengan Kecerahan Maksimal, Mata Wanita Ini Berakhir dalam Kondisi Mengerikan
Source | : | web md |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR