Intisari-online.com - Video yang menunjukkan seorang siswa tengah merokok di dalam kelas lalu mengejek dan menantang sang guru saat coba diingatkan viral di media sosial.
Aksi dalam video tersebut terjadi di SMP PGRI Wringinanom, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Siswa yang diketahui berinisial AA (15) duduk di bangku sekolah kelas IX, sedangkan sang guru, Nur Khalim (30), sehari-hari biasa mengajar pelajaran IPS dengan status tenaga honorer.
Pak guru Nur Khalim menuturkan bahwa sebagai seorang manusia biasa, rasa marah dan emosi juga sempat terlintas dalam benaknya saat mendapat perlakuan seperti itu dari siswa didiknya.
Baca Juga : Cara Mengobati Biduran Secara Alami Tanpa Obat Kimia tapi Tetap Manjur
Namun, dia mengaku belajar tidak memilih keputusan itu dan justru bersedia menerima mediasi untuk memaafkan apa yang telah diperbuat oleh AA kepadanya.
"Sebenarnya saat itu mau pukul saja, baik pikiran, hati, ingin balas," ujar Nur Khalim saat ditemui di sela-sela agenda mediasi yang dilakukan di Kantor Polsek Wringinanom, Minggu (10/2/2019).
"Tapi saya belajar, (kalau) pukul masuk pelanggaran HAM (hak asasi manusia)."
"Makanya, saya coba tahan amarah bahwa tujuan saya mengajar adalah mewujudkan cita-cita bangsa ingin mewujudkan generasi emas Indonesia, untuk bisa bersaing di Asia Tenggara."
Apalagi, lanjut Nur Khalim, dia merasa kasihan karena AA yang saat ini duduk di kelas IX SMP PGRI Wringinanom sebentar lagi akan lulus dan melanjutkan jenjang pendidikan lebih tinggi.
"Saya ingin membuat pintar anak-anak didik saya karena sebentar lagi ujian nasional," ujarnya.
Dia pun mengimbau para tenaga pendidik untuk sabar dan tidak cepat terbakar emosi dalam mendidik para siswa yang memang berasal dari beragam kalangan.
Caranya, dengan lebih mengutamakan pendekatan kekeluargaan sebelum menjatuhkan hukuman kepada siswa yang dianggap bersalah.
Baca Juga : Jadi Makanan Favorit Banyak Orang, Apakah Sushi Benar-benar Sehat Untuk Dikonsumsi?
"Saya berharap kepada semua guru supaya kenakalan anak jangan sampai dibalas dengan kekerasan juga."
"Jadilah guru yang profesional. Mungkin dengan kejadian ini, Allah menciptakan saya sebagai guru profesional."
"Bagaimana mengurus murid dari berbagai kalangan," kata Nur Khalim.
"Jadi kepada semua guru, jika menemui kejadian seperti ini, lebih baik ditangani dengan halus dulu."
"Coba dengan pendekatan dan komunikasi dengan orangtua dan kalau orangtua tidak ada respons, baru dilarikan kepada pihak berwajib."
"Jangan patah semangat, semua pasti ada hikmahnya," ungkapnya.
Tantangan di balik gaji Rp 450.000 Nur Khalim mengakui bahwa sosok AA memang kerap berbuat keterlaluan ketimbang para siswa lain yang ada di SMP PGRI Wringinanom.
Bahkan, dalam kesehariannya di sekolah, seperti yang biasa diketahuinya, AA juga sering dan tak segan melontarkan kata-kata umpatan kasar.
Namun, Nur Khalim menyadari bahwa itu justru adalah salah satu tantangan bagi dirinya untuk menjadi guru profesional meski selama lima tahun menjadi staf pengajar di SMP PGRI Wringinanom, dia masih saja berstatus sebagai tenaga honorer.
"Disyukuri dan dijalani saja meski hingga saat ini saya masih tenaga honorer yang gajinya itu hanya Rp 450.000 per bulan."
"Kalau ngomong enggak cukup, ya pastinya enggak cukup, tapi mau bagaimana lagi."
"Sebagai guru, kami tidak hanya mengejar duniawi, tapi bagaimana pengabdian yang kami berikan," tuturnya.
Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!
Source | : | kompas |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR