Advertorial
Intisari-Online.com - Anda tahu apa ituShayetet 13?
Shayetet 13 adalah salah satu unit paling rahasia di seluruh Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Mereka merupakankomponen angkatan laut dari pasukan operasi khusus Israel.
Unit, yang namanya diterjemahkan sebagai Flotilla 13, dibentuk pada tahun 1949, tak lama setelah pembentukan Negara Israel.
Baca Juga : Upacara Pengorbanan di Israel, Akankah Ritual Ini Kembali Dipraktikkan?
Pasukan Shayetet 13 Israel menjadi spesialis dalam kontra-terorisme, sabotase, pengumpulan intelijen, penyelamatan sandera dan naik kapal di laut.
Unit ini tumbuh lebih terampil seiring waktu serta mengambil bagian dalam kampanye kemanusiaan, seperti pengangkutan udara orang-orang Yahudi dari Ethiopia.
Bahkan dilansir pada laman Ynetnews.com, secara luas Shayetet 13 dianggap sebagai salah satu unit elit terbaik di dunia.
Shaytet 13 juga telah melakukan banyak operasi kompleks di belakang garis musuh, tersembunyi dari mata publik.
Salah satu contoh nyata dari misi tersebut yakni saat para pejuangnya menjadi berita utama di Israel dan di seluruh dunia setelah penangkapan kapal senjata Iran KLOS-C di perairan internasional tahun 2014.
Baca Juga : Potret Memilukan Kehidupan Nerve Tirza, Penjara Israel yang Hanya Dihuni oleh Wanita
Semua 10 pejuang Shayetet 13 mengambil bagian penting dalam operasi.
Perlu diketahui, mereka juga adalah pasukan yang menanggung salah satu kursus pelatihan terberat di IDF.
Yakni pelatihan selama 20 bulan termasuk pelatihan dasar dengan brigade Nahal.
Lebih jauh, ada pelatihan dasar lebih lanjut di pangkalan pusat unit di Atlit, yang mendidik pasukan dalam perang maritim, dan pelatihan lanjutan dalam penyelaman tempur, navigasi dan perahu air unik Shayetet.
Pada akhirnya, para pejuang dikhususkan lagi dalam profesi.
Sehingga masing-masing tim mengkhususkan diri dalam salah satu dari tiga peran komando: menyelam, menyerang atau di permukaan air.
Baca Juga : Hubungan Palestina-Israel: Perjuangan Upaya Damai Timur Tengah yang Tak Jua Usai
Para penyelam Shayetet terlibat dalam pertempuran gerilya dan perang komando bawah air, dan mampu mencapai pelabuhan mana pun tanpa terdeteksi.
Mereka dilatih dalam berbagai seni bela diri, dan juga menjalani pelatihan dan melakukan operasi bersama dengan unit komando IDF lainnya.
Penyelam dapat tetap di bawah air untuk waktu yang cukup lama.
Setelah pelatihan selesai, para penyelam naik ke kapal dan berlayar kembali ke pangkalan dalam keheningan.
Selama berjam-jam pelatihan, mereka tidak menginjakkan kaki sama sekali.
Seolah-olah mereka dapat hidup di air untuk waktu yang tidak terbatas.
Baca Juga : Lika-liku Tarian Rakyat Israel, dari Simbol Penyatuan hingga Pembebasan