Advertorial

Sempat Dilarang, Teater dan 'Sirkus Penyembahan Berhala' Yahudi Berhasil Bertahan

Muflika Nur Fuaddah
Adrie Saputra
Muflika Nur Fuaddah
,
Adrie Saputra

Tim Redaksi

Meskipun sikapnya tidak setuju, teater dan tarian Yahudi berhasil bertahan dalam beberapa bentuk.  Termasuk tarian dalam pernikahan.
Meskipun sikapnya tidak setuju, teater dan tarian Yahudi berhasil bertahan dalam beberapa bentuk. Termasuk tarian dalam pernikahan.

Intisari-Online.com - Pertunjukan Yahudi dan tradisi tarian dapat ditelusuri kembali ke akarnya merujuk pada Alkitab.

Yakni dengan merujuk kepada Miriam yang memimpin para wanita dalam tarian setelah menyeberangi Laut Merah.

Atau David juga melakukan tarian gembira sebelum tabut ketika dibawa ke Yerusalem.

Sementara itu faktanya di Israel kuno bahwa tarian dimasukkan dalam ritual keagamaan, perayaan kemenangan, dan pertemuan rakyat.

Baca Juga : Yerusalem Punya siapa?Begini Sejarah Yerusalem sejak berdirinya Israel

Namun, tradisi tarian itu sebenarnya adalah iri khas budaya Helenistik dan Romawi.

Tarian itu datang untuk melambangkan rezim yang menindas.

Karena itu, para rabi Talmud mengeluarkan larangan yang melarang “teater dan sirkus penyembahan berhala" itu.

Mereka menganggap teater sebagai pemborosan waktu, dan larangan mereka untuk saling bercampur antara pria dan wanita secara signifikan membatasi kegiatan tarian Yahudi.

Baca Juga : Lika-liku Tarian Rakyat Israel, dari Simbol Penyatuan hingga Pembebasan

Meskipun sikapnya tidak setuju, teater dan tarian Yahudi berhasil bertahan dalam beberapa bentuk.

Menari di pesta pernikahan Yahudi selalu dianjurkan, dengan beragam kebiasaan muncul di komunitas Diaspora.

Dimulai pada abad ke-12, tradisi teater Yahudi penting mulai berkembang: pada Purim shpiel.

Sementara pada abad ke-19 menyaksikan maraknya sastra dan teater Yahudi sekuler, dan khususnya teater Yiddish berkembang di Eropa dan Amerika.

Baca Juga : Cinta Abadi Kaum Yahudi untuk Israel: Rela Menjadi Minoritas Asal Tetap Tinggal di Tanah Israel

Memang, teater Yiddish menikmati popularitas yang luas sampai Holocaust secara efektif menandai akhirnya di Eropa.

Pada pertengahan abad ke-20, para penonton Yahudi Amerika mulai menyukai pertunjukan Inggris yang berhubungan dengan tema-tema kontemporer.

Dalam 50 tahun terakhir seniman-seniman Yahudi Amerika, seperti Clifford Odets di teater dan Anna Sokolow dalam tarian, telah menggunakan media mereka untuk mengeksplorasi dan menyampaikan kompleksitas pengalaman Yahudi di Amerika.

Israel juga telah mengembangkan tradisi teater dan tarian yang signifikan.

Baca Juga : Ditawar Rp1 Triliun Oleh Israel, Pria Palestina Ini Menolak untuk Menyerahkan Rumahnya, Ini Alasan di Baliknya

Dalam masa pertumbuhannya, teater dan tarian Israel sering kali secara tematis disibukkan untuk membangun legitimasi Israel.

Namun, seiring waktu, teater dan tarian di Israel menjadi lebih eksperimental dan canggih.

Bahkan dewasa ini, teater dan tarian Israel umumnya mengkritik realitas kehidupan yang menekan di Israel.

Pengaruh tradisi Israel telah menyebar ke Diaspora juga.

Baca Juga : Begini Jatuh Bangun Sejarah Israel dan Yahudi di Masa Permulaan

Beberapa koreografer juga menggunakan liturgi Yahudi untuk membuat karya tari modern untuk sidang dan layanan doa.

Di dunia teater, kelompok-kelompok seperti Storahtelling sedang menghidupkan kembali kehidupan sinagoga dengan menggabungkan drama dengan pembelajaran Yahudi.

Baca Juga : Diprediksi akan 'Babak Belur, Secara 'Ajaib' Militer Israel Malah Menangkan 3 Pertempuran Legendaris Ini

Artikel Terkait