Advertorial

Batu Tertua di Bumi Justru Ditemukan di Bulan, Kok, Bisa? Ini Penjelasannya

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah
,
Ade S

Tim Redaksi

Para ilmuwan mungkin baru saja menemukan batu Bumi tertua yang masih utuh di Bulan. Bagaimana penjelasan lengkapnya?
Para ilmuwan mungkin baru saja menemukan batu Bumi tertua yang masih utuh di Bulan. Bagaimana penjelasan lengkapnya?

Intisari-Online.com - Para ilmuwan mungkin baru saja menemukan batu Bumi tertua yang masih utuh di Bulan.

Sebuah studi yang diterbitkan Kamis di Earth and Planetary Science Letters menyatakan bahwa salah satu batu yang dikumpulkan oleh astronot Apollo 14 pada tahun 1971 mengandung fragmen kerak bumi kuno, yang berasal lebih dari 4,011 miliar tahun.

Mungkin saja fragmen itu terbentuk di dalam kantung magma yang kaya air dalam bulan kuno.

Tetapi penulis penelitian berpikir bahwa mungkin saja batuan terbentuk di dalam kerak planet Bumi.

Baca Juga : BPJS Kesehatan Tak Lagi 100% Gratis, Ini Rincian Biaya yang Harus Ditanggung Peserta Jika Berobat atau Dirawat

Kemudian dibuang ke bulan oleh salah satu dari banyak dampak meteor yang menghujani Bumi awal.

Jika demikian, fragmen itu adalah salah satu batuan Bumi tertua yang pernah ditemukan.

Mineral tertua yang ditemukan di Bumi berasal dari Jack Hills Australia dan berusia hingga 4,4 miliar tahun.

Tetapi itu telah menjadi bahan perdebatan, jika mineral-mineral itu sudah setua itu, mereka adalah puing-puing yang tersisa dari bebatuan yang hancur sejak lama. Sebaliknya, fragmen Apollo 14 jauh lebih lengkap.

Baca Juga : Mengenal Operasi Bariatrik yang Bantu Arya Turunkan Berat Badan Hingga 100 Kg

"Secara teknis itu adalah 'batu', sedangkan mineral Jack Hills adalah kristal individu, tanpa konteks," tulis Jeremy Bellucci, seorang peneliti di Museum Sejarah Alam Swedia.

Meneliti Lebih Dalam

Dikumpulkan oleh astronot Apollo 14 Alan Shepard pada tanggal 6 Februari 1971, batu yang dicurigai berasal dari Bumi itu secara resmi dinamai 14321.

Batu itu seukuran bola basket dengan berat hampir 20 kilogram.

Baca Juga : Muncul Gejala Baru DBD, Ternyata Sudah Tak Ada Lagi Bintik Merah di Kulit

Ia berasal dari jenis batuan breksi, semacam kolase berbatu yang disatukan dari serpihan-serpihan bebatuan tua yang berbeda.

Untuk mencari tahu dari mana asal bagian 14321 ini, tim Bellucci mengambil sampel batu itu dan memfokuskan pada mineral di dalamnya yang disebut zircon.

Zirkon ini sangat aneh karena terbentuk jauh lebih dingin daripada kondisi bulan.

Para peneliti segera menyadari bahwa sifat-sifat itu mengarah pada pembentukan batu itu yang kemungkinan berasal dari Bumi.

Baca Juga : Nekat Jadi Pelakor atau Pebinor? Anda Bisa Terjerat Hukum dan Dipidana

Ketika Bellucci membuat bagan yang membandingkan zirkon Bumi dengan yang ada di bulan, kesamaannya menjadi jelas.

Mencari Lebih Banyak Sampel

Penelitian di masa depan pada sampel bisa menguatkan interpretasi Bellucci.

Mungkin juga bahwa batuan bulan lainnya yang saat ini di teliti manusia mengandung fragmen Bumi purba.

Sampel-sampel segar dari bulan juga akan membantu dan mungkin akan segera hadir.

Baca Juga : Berasal dari Jarak 3,7 Miliar Tahun Cahaya, Seperti Apa Partikel Hantu yang Terlihat di Antartika?

Artikel Terkait