Seseorang bisa mengalami kesedihan tentang hubungan yang gagal, tantangan karier, atau tidak mampu meraih apa yang menjadi tujuan hidup mereka.
Kesedihan mungkin juga bermanifestasi sebagai perasaan yang konstan dan menyeluruh bahwa 'sesuatu memang tidak benar'.
Gejala umum lain dari depresi tersenyum adalah perasaan cemas, takut, marah, lelah, mudah marah, dan putus asa.
Mereka yang menderita depresi ini atau bentuk depresi lainnya juga mungkin mengalami masalah tidur, kurang menikmati kegiatan yang menyenangkan dan hilangnya libido.
Baca Juga : Ada Orang yang Banyak Makan tapi Tak Pernah Gemuk? Ternyata Ini Alasannya
Pengalaman setiap orang berbeda, jadi mungkin untuk merasakan hanya satu atau bahkan banyak dari gejala-gejala ini.
Orang yang menderita depresi tersenyum mungkin tidak menunjukkan masalah mereka kepada dunia luar.
Mereka sering bertahan dengan pekerjaan mereka, mengurus rumah tangga mereka, berpartisipasi dalam olahraga, dan memiliki kehidupan sosial yang cukup aktif.
Dengan topeng tersebut, semuanya tampak hebat, bahkan kadang-kadang sempurna.
Namun, di balik topeng mereka menderita kesedihan, serangan panik, merasa rendah diri, susah tidur, dan dalam beberapa kasus, memiliki pikiran untuk bunuh diri.
Bunuh diri bisa menjadi ancaman khusus bagi orang dengan depresi tersenyum.
Biasanya, orang dengan depresi berat mungkin memiliki pikiran untuk bunuh diri, tetapi tidak memunculkan energi untuk bertindak berdasarkan perasaan mereka.
Sedang mereka yang menderita depresi tersenyum memiliki kemampuan untuk merencanakan dan menindaklanjutinya.
Inilah sebabnya mengapa depresi tersenyum bisa lebih berbahaya daripada bentuk klasik dari depresi berat.
Kabar baiknya, depresi tersenyum adalah salah satu masalah kesehatan mental yang paling bisa diobati, baik melalui konseling atau psikoterapi.
Baca Juga : Alami Gangguan Pendengaran? Atasi dengan Teteskan 2 Bahan Alami Ini ke Telinga!
Source | : | psycology today |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR